Rabu, 25 September 2013

Konsep Dasar Asuhan Masa Nifas

PENGERTIAN
1.         Masa nifas adalah masa dimulai beberapa jam sesudah lahirnya plasenta sampai 6 minggu setelah melahirkan (Pusdiknakes, 2003:003).
2.         Masa nifas dimulai setelah kelahiran plasenta dan berakhir ketika alat-alat kandungan kembali seperti keadaan sebelum hamil yang berlangsung kira-kira 6 minggu. (Abdul Bari,2000:122).
3.         Masa nifas merupakan masa selama persalinan dan segera setelah kelahiran yang meliputi minggu-minggu berikutnya pada waktu saluran reproduksi kembali ke keadaan tidak hamil yang normal. (F.Gary cunningham,Mac Donald,1995:281).
4.         Masa nifas adalah masa setelah seorang ibu melahirkan bayi yang dipergunakan untuk memulihkan kesehatannya kembali yang umumnya memerlukan waktu 6- 12 minggu. ( Ibrahim C, 1998).
Masa nifas(puerperium), berasal dari bahasa Latin, yaitu Puer yang artinya bayi dan Parous yang artinya melahirkan atau berarti masa sesudah melahirkan.
Periode postpartal aadalah waktu penyerahan dari selaput dan plasenta ( menandai akhir dari periode intrapatal) menjadi kembali ke saluran reproduktif wanita pada kondisi nonpregnan. Sebagai catatan bahwa ini menjadi kondisi nonpregnan bukan kondisi prepregnan, seperti kadang salah disalahartikan. Kondisi organ prepregnan akan hilang selamanya hingga setelah kehamilan yang pertama dan mengalami melahirkan tetapi juga pada masing-masing kehamilan berikutnya .
Masa Nifas (Puerperium) dimulai setelah plasenta lahir dan berakhir ketika alat-alat kandungan kembali seperti sebelum hamil. Masa nifas berlangsung selama kira-kira 6 minggu.
Masa Puerperium atau masa nifas mulai setelah partus selesai, dan berakhir kira-kira setelah 6 minggu. Akan tetapi seluruh alat genitalia baru pulih kembali seperti sebelum ada kehamilan dalam waktu 3 bulan.
Masa nifas adalah masa pulih kembali, mulai dari persalinan selesai sampai alat-alat kandungan kembali seperti pra-hamil. Lama masa nifas ini 6-8 minggu.


TUJUAN ASUHAN MASA NIFAS

Asuhan masa nifas diperlukan dalam periode ini karena merupakan masa kritis baik ibu maupun bayinya. Diperkirakan 60% kematian ibu akibat kehamilan terjadi setelah persalinan dan 50% kematian masa nifas terjadi dalam 24 jam pertama. Masa neonatus merupakan masa kritis bagi kehidupan bayi, 2/3 kematian bayi terjadi dalam 4 minggu setelah persalinan dan 60% kematian BBL terjadi dalam waktu 7 hari setelah lahir. Dengan pemantauan melekat dan asuhan pada ibu dan bayi pada masa nifas dapat mencegah beberapa kematian ini.
Semua kcgiatan yang dilakukan, baik dalam bidang kebidanan maupun di bidang lain selalu mempunyai tujuan agar kegiatan tersebut terarah dan diadakan evaluasi dan penilaian. Tujuan dari perawatan nifas ini adalah:
1.      Memulihkan kesehatan umum penderita
 a. Menyediakan makanan sesuai kebutuhan
 b. Mengatasi anemia
 c. Mencegah infeksi dengan memerhatikan kebersihan dan sterilisasi
 d. Mengernbalikan kesehatan urnum dengan pergerakan otot untuk memperlancar peredaran
darah
2.      Mempertahankan kesehatan psikologis
3.      Mencegah infeksi dan komplikasi
4.      Memperlancar pembentukan air susu ibu (ASI)
5.      Mengajarkan ibu untuk melaksanakan perawatan mandiri sampai masa nifas selcsai dan memelihara bayi dengan baik, sehingga bayi dapat mengalami pertumbuhan dan perkembangan yang normal
6.      Memberikan pelayanan keluarga berencana.

  
PERAN DAN TANGGUNG JAWAB BIDAN DALAM ASUHAN MASA NIFAS
Bidan memiliki peranan yang sangat penting dalam pemberian asuhan post partum. Adapun peran dan tanggung jawab dalam masa nifas antara lain :
  1. Memberikan dukungan secara berkesinambungan selama masa nifas sesuai dengan kebutuhan ibu untuk mengurangi ketegangan fisik dan psikologis selama masa nifas.
  2. Sebagai promotor hubungan antara ibu dan bayi serta keluarga.
  3. Mendorong ibu untuk menyusui bayinya dengan meningkatkan rasa nyaman.
  4. Membuat kebijakan, perencana program kesehatan yang berkaitan ibu dan anak dan mampu melakukan kegiatan administrasi.
  5. Mendeteksi komplikasi dan perlunya rujukan.
  6. Memberikan konseling untuk ibu dan keluarganya mengenai cara mencegah perdarahan, mengenali tanda-tanda bahaya, menjaga gizi yang baik, serta mempraktekkan kebersihan yang aman.
  7. Melakukan manajemen asuhan dengan cara mengumpulkan data, menetapkan diagnosa dan rencana tindakan serta melaksanakannya untuk mempercepat proses pemulihan, mencegah komplikasi dengan memenuhi kebutuhan ibu dan bayi selama priode nifas.
  8. Memberikan asuhan secara professional.


TAHAPAN ASUHAN DALAM MASA NIFAS

Masa nifas terbagi menjadi tiga tahapan, yaitu :
1.      Puerperium dini
Suatu masa kepulihan dimana ibu diperbolehkan untuk
berdiri dan berjalan-jalan.
2.      Puerperium intermedial
Suatu masa dimana kepulihan dari organ-
organ reproduksi selama kurang lebih enam minggu.
3.      Remote puerperium
Waktu yang diperlukan untuk pulih dan sehat kembali dlam keadaan sempurna terutama ibu bila ibu selama
hamil atau waktu persalinan mengalami komplikasi.
Proses mengecilnya kembali rahim ke ukuran semula tentu akan berlangsung secara bertahap. Masa nifas biasanya berlangsung sekitar 40 hari. Selama masa nifas, vagina akan terus-menerus mengeluarkan darah yang mengandung trombosit, sel-sel tua, sel-sel mati (nekrosis), serta sel-sel dinding rahim (endometrium), yang disebut lokia.
1.      Lokia kubra
Proses ini berlangsung selama tiga hari pertama setelah melahirkan. Darah pada tahapan pertama ini berwarna merah segar dan berpotensi mengandung banyak kuman penyakit.
2.      Lokia sanguinolenta
Pada tahapan kedua ini, darah berwarna merah dan berlendir. Proses ini berlangsung selama 1-2 minggu.
3.      Lokia Serosa
Pada tahapan ini, cairan biasanya berwarna kuning kecoklatan lalu merah muda. Cairan berwarna ini biasanya mulai keluar dua minggu hingga satu bulan setelah melahirkan.
4.      Lokia alba
Cairan berwarna kekuningan lalu bening keluar selama sekitar dua minggu. Berlangsung dari minggu keempat hingga minggu keenam. Jika cairan lokia sudah berwarna bening, maka masa nifas Anda berlangsung normal.
Memberikan asuhan dalam masa nifas terbagi dalam beberapa tahap yaitu paling sedikit 4 kali kunjungan.
Kunjungan I :
I 6 – 8 jam setelah
Persalinan
Asuhan yang diberikan :
v Melakukan pemeriksaaan umum yaitu pemeriksaan fisik ibu.
v Mengajarkan ibu untuk massage pada bagian perut ibu secara sirkular. Jangan sampai tekstur perutnya lembek, harus keras agar menghindari ibu untuk terjadinya perdarahan.
v Melaksanakan IMD (Inisiasi Menyusu Dini) untuk ibu
v Menempatkan ibu dan bayinya untuk tidur dalam ruangan yang sama sehingga terjalin hubungan antara ibu dan bayi
v Memastikan bayi tidak basah dan udara yang masuk tidak terlalu banyak. Sehingga bayi tidak kedinginan.
Tujuan :
▪ Mencegah perdarahan masa nifas karena atonia uteri
▪ Mendeteksi dan merawat penyebab lain perdarahan: rujuk jika perdarahan berlanjut.
▪ Memberikan konseling pada ibu atau salah satu anggota keluarga bagaimana mencegah
perdarahan pada masa nifas karena atonia uteri
▪ Pemberian ASI awal
▪ Melakukan hubungan antara ibu dengan bayi baru
lahir
▪ Menjaga bayi tetap sehat dengan cara mencegah
hipotermi. Jika petugas kesehatan menolong persalinan, ia harus tinggal dengan ibu dan bayi baru lahir untuk 2 jam pertama setelah kelahiran, atau sampai ibu dan bayi dalam keadaan stabil.

Kunjungan II :
2- 6 hari setelah Persalinan
Asuhan yang diberikan :
v   Periksa ibu dan patikan involusi uterus berjalan dengan baik
v   Melakukan pemeriksaan fisik ibu secara umum
v   Menanyakan kepada ibu tentang asupan apa saja yang didapatnya
v   Melakukan perawatan payudara dan ajarkan ibu untuk melakukannya dirumah.. Anjurkan ibu untuk minum baik sebelum maupun sesudah menyusui.
v   Ajarkan ibu cara memandikan bayi yang benar serta vulva hygiene ( cebok yang bersih, memastikan keadaan daerah kewanitaan ibu kering/tidak lembab, mengganti pembalut sesering mungkin.
Tujuan :
▪ Memastikan involusi uterus berjalan normal: uterus berkontraksi, fundus di bawah umbilikus, tidak ada perdarahan abnormal, tidak ada bau
▪ Menilai adanya tanda tanda demam, infeksi atau
perdarahan abnormal
▪ memastikan ibu mendapatkan cukup makanan,
cairan dan istirahat
▪ Memastikan ibu menyusui dengan baik dan tidak
memperlihatkan tanda tanda penyulit
▪ Memberikan konseling pada ibu mengenai asuhan
pada bayi, tali pusat, menjaga bayi tetap hangat dan merawat bayi sehari hari

kunjungan III :
3 2 minggu setelah Persalinan
Tujuan :
 ▪ sama seperti diatas (6 hari setelah persalinan)


Kunjungan IV:
4 6 minggu setelah Persalinan
Tujuan :
▪ Menanyakan pada ibu tentang penyulit penyulit
yang ia dan bayi alami
▪ Memberikan konseling untuk KB secara din
i


KEBIJAKAN PROGRAM NASIONAL MASA NIFAS
Kebijakan program nasional pada masa nifas yaitu paling sedikit empat kali melakukan kunjungan pada masa nifas, dengan tujuan untuk :
  1. Menilai kondisi kesehatan ibu dan bayi.
  2. Melakukan pencegahan terhadap kemungkinan-kemungkinan adanya gangguan kesehatan ibu nifas dan bayinya.
  3. Mendeteksi adanya komplikasi atau masalah yang terjadi pada masa nifas.
  4. Menangani komplikasi atau masalah yang timbul dan mengganggu kesehatan ibu nifas maupun bayinya.

KESIMPULAN
Masa nifas dimulai setelah kelahiran plasenta dan berakhir ketika alat-alat kandungan kembali seperti keadaan sebelum hamil yang berlangsung kira-kira 6 minggu. Tujuan dari asuhan masa  nifas ini adalah memulihkan kesehatan umum penderita, mempertahankan kesehatan psikologis, mencegah infeksi dan komplikasi, memperlancar pembentukan air susu ibu (ASI), mengajarkan ibu untuk melaksanakan perawatan mandiri sampai masa nifas selcsai dan memelihara bayi dengan baik, sehingga bayi dapat mengalami pertumbuhan dan perkembangan yang normal, dan memberikan pelayanan keluarga berencana. Bidan memiliki peranan yang sangat penting dalam pemberian asuhan post partum. Memberikan asuhan dalam masa nifas terbagi dalam beberapa tahap yaitu paling sedikit 4 kali kunjungan. Kebijakan program nasional pada masa nifas bertujuan untuk menilai kondisi kesehatan ibu dan bayi, melakukan pencegahan terhadap kemungkinan-kemungkinan adanya gangguan kesehatan ibu nifas dan bayinya, mendeteksi adanya komplikasi atau masalah yang terjadi pada masa nifas, serta menangani komplikasi atau masalah yang timbul dan mengganggu kesehatan ibu nifas maupun bayinya.


DAFTAR PUSTAKA
Saifudin, Abdul Bari Dkk, 2000, Buku Acuan Nasional Pelayanan Kesehatan Maternal dan Neonatal, Yayasan Bidan Pustaka Sarwono Prawirohardjo, Jakarta
Ambarwati, 2008. Asuhan
Kebidanan Nifas. Yogyakarta: Mitra Cendikia.
borneo-ufi.blog.friendster.com/2008/07/konsep-
nifas-eklamsi-forceps/ diunduh 1 September 2009: 20.00 WIB.
Ibrahim, Christin S, 1993, Perawatan Keebidanan (Perawatan
Nifas), Bharata Niaga Media Jakarta
masanifas.blogspot.com/ diunduh 1 September 2009: 20.10 WIB.
Pusdiknakes, 2003. Asuhan
Kebidanan Post Partum. Jakarta: Pusdiknakes.
Saleha, 2009. Asuhan
Kebidanan Pada Masa Nifas. Jakarta: Salemba Medika.
Suherni, 2008. Perawatan Masa
Nifas. Yogyakarta: Fitramaya.
yoana-widyasari.blogspot.com/2009/04/satuan-acara-pengajaran-s.html diunduh 1 September 2009: 20.05 WIB.
//jurnalbidandiah.blogspot.com/2012/07/peran-dan-tanggung-jawab-bidan-dalam.html#ixzz2f21Ojwkx



Tidak ada komentar:

Posting Komentar