OBJEKTIF PERILAKU SISWA
1.
Setelah
mengikuti praktikum, mahasiswa dapat menyiapkan alat untuk pemasangan infus
sesuai dengan pedoman yang telah diberikan
2.
Mahasiswa
dapat melakukan pemasangan infus dengan benar sesuai dengan prosedur yang ada
pada job sheet dan daftar tilik
DASAR TEORI
Pemberian
cairan melalui infuse merupakan tindakan memasukkan cairan melalui intravena
yang dilakukan pada pasien dengan bantuan perangkat infuse diantaranya vena
lengan (vena safilika basilika dan mediana kubiti),pada tungkai(vena safena
),atau vena yang ada dikepala vena tempolaris frontalis (khusus untuk anak-anak
). Pemberian cairan infuse dapat diberikan pada pasien yang mengalami
pengeluaran cairan atau nutrisi yang berat selain itu cairan infuse dapat juga
diberikan pada pasien syok, intoksikasi berat, pra- dan pasca bedah, sebelum
tranfusi darah atau pasien membutuhkan pengobatan tertentu. Sesuatu
yang masuk ke dalam tubuh, memiliki kandungan atau komposisi yang harus sesuai
tubuh manusia. Pemberian ini tidak boleh salah, karena bisa berakibat fatal.
Misalnya saja flebitis. Flebitis adalah radang dinding vena. Oleh sebab itu,
kita sebagai perawat terlebih dahulu harus bisa memahami komposisi dari tiap-
tiap infus. Pada pasien trauma akibat kecelakaan lalu lintas atau karena sebab
lainnya, kita sering menjumpai keadaan syok hipovolemik alias suatu
kondisi dimana terjadi kehilangan cairan darah dengan cepat dalam jumlah yang
cukup banyak sehingga komponen darah yang berfungsi untuk mengangkut
oksigen ke organ organ tidak lagi adekuat, menyebabkan gangguan perfusi
pada jaringan dan berkontribusi terhadap metabolisme anaerob dan
akumulasi asam laktat.
Namun, maha besar Allah selalu ada
upaya homeostasis untuk melindungi terlebih dahulu organ yang dianggap penting
yaitu otak dan jantung, dengan cara vasokonstriksi dan mengorbankan perfusi di
ginjal, otot, usus, dan kulit.
Kasus kematian pada syok hemoragik
disebabkan sebagai hasil dari pola perfusi dan hipoksia jaringan yang progresif
juga karena asidosis. Berbagai regimen yang kita kenal untuk penanganan
resusitasi cairan yaitu diantaranya adalah koloid, kristaloid, whole blood dan
komponen-komponen darah.
Cara menghitung tetesan infus:
Tetesan/menit
=jumlah cairan yang masuk
Lamanya
infus (jam) x 3
|
Atau
Tetesan
/menit =∑ keb. Cairan x faktor
tetesan
Lamanya infuse
(jam)x 60 menit
|
Jenis – jenis cairan infus
Asering
Indikasi
:
Dehidrasi
(syok hipovolemik dan asidosis) pada kondisi: gastroenteritis akut, demam
berdarah dengue(DHF), luka bakar, syok hemoragik, dehidrasi berat, trauma.
Komposisi:
Setiap
liter asering mengandung: Na 130 mEq
·
Na 130 mEq
·
K 4 mEq
·
Cl 109 mEq
·
CA 3 mEq
·
Asetat (garam ) 28 mEq
Keunggulan
:
·
Asetat dimetabolisme di otot dan masih dalam tolelir pada pasien yang mengalami
gangguan hati pada pemberian sebelum operasi sesar, RA mengatasi asidosis
laktat lebih baikdi bandingkan RL pada neonates
·
Mempunyai efek vasodilator
·
Pada kasus stroke akut, penambahan MgSO4 20 % sebanyak 20 ml pada 1000 ml RA
dapat meningkatkan tonisitas larutan infuse sehingga memperkecil resiko
memperburuk edema serebral.
KA – EN
1B
Indikasi
:
·
Sebagai larutan awal bila status elektrolit pasien belum diketahui, missal pada
kasus emergensi (dehidrasi karena asupan oral tidak memadai, demam )
·
< 24 jam operasi
·
Dosis lazim 500 – 1000 ml untuk sekali pemberian secara IV kecepatan sebaiknya
300 – 500 ml/jam pada anak – anak .
·
Bayi premature atau bayi baru lahir, sebaiknya tidak deberikan lebih dari 100
ml/jam.
KA – EN
3A & KA – EN 3B
Indikasi
:
·
Larutan rumatan nasional untuk memenuhi kebutuhan harian air dan elektrolit
dengan kandungan kalium cukup untuk mengganti ekskresi harian, pada keadaan
asupan oral terbatas
·
Rumatan untuk kasus pasca operasi(>24-48 jam )
·
Mensuplai kalium sebesar 10 mEq/L UNTUK KA-EN 3A
·
Mensuplai kalium sebesar 20 mEq/L UNTUK KA-EN 3B
KA – EN
MG3
Indikasi
:
·
Larutan rumatan nasional untuk memenuhi kebutuhan air dan elektrolit dengan
kandungan kalium cukup untuk mengganti ekskresi harian, pada keadaan asupan
oral terbatas.
·
Rumatan untuk pasca operasi ( >24-48 jam )
·
Mensuplai kalium mEq/L
·
Rumatan untuk kasus dimana suplemen NPC dibutuhkan 400 kcal/L
KA-EN 4A
Indikasi
:
·
Merupakan larutan infuse rumatan untuk bayi dan anak
·
Tanpa kandungan kalium, sehingga dapat diberikan pada pasien dengan berbagai
kadar konsentrasi kalium serum normal
·
Tepat digunakan untuk dehidrsi hipertonik.
Komposisi
(per 1000 ml):
·
Na 30 mEq/L
·
K 0 mEq/L
·
Cl 20 mEq/L
·
Laktat 10 mEq/L
·
Glukosa 40 gr/L
KA-EN 4B
Indikasi
:
·
Merupakan larutan infus rumatan untuk bayi dan anak usia kurang 3 tahun
·
Mensuplai 8 mEq/L kalium pada pasien sehingga meminimalkan resiko Hipokalemia
·
Tepat digunakan untuk dehidrasi hipertonik
Komposisi
:
·
Na 30 mEq/L
·
K 8 mEq/L
·
Cl 28 mEq/L
·
Laktat 10 mEq/L
·
Glukosa 37,5 gr/L
Otsu – NS
Indikasi
:
·
Untuk resusitasi
·
Kehilangan Na > Cl, misalnya diare
·
Sindrom yang berkaitan dengan kehilangan natrium ( asidosis diabetikum,
insufisiensi adrenokortikal, luka bakar )
Otsu –RL
·
Resusitasi
·
Suplai ion bikarbonat
·
Asidosis metabolik
MARTOS –
10
Indikasi
:
·
Suplai air dan karbohidrat secara parenteral pada penderita diabetic
·
Keadaan kritis lain yang membutuhkan nutrisi eksogen seperti tumor, infeksi
berat, stress berat dan defisiensi protein
·
Dosis : 0,3 gr/kg BB/jam
·
Mengandung 400 kcal/L
AMIPAREN
Indikasi
:
·
Stress metabolik berat
·
Luka berat
·
Infeksi berat
·
Kwasiokor
·
Pasca operasi
·
Total parenteral Nutrition
·
Dosis dewasa 100 ml selama 60 menit
AMINOVEL
– 600
Indikasi
:
·
Nutrisi tambahan pada gangguan saluran GI
·
Penderita GI yang dipuaskan
·
Kebutuhan metabolikn yang meningkat( misalnya luka bakar, trauma dan pasca
operasi)
·
Stress metabolik sedang
·
Dosis dewasa 500 ml selama 4-6 jam ( 20-30 tpm)
PAN –
AMIN G
Indikasi
:
·
Suplai asam amino pada hiponatremia dan stress metabolik ringan
·
Nutrisi dini pasca operasi
·
Tifoid
Infus
tidak perlu pengawet karena volume sediaan besar. Jika ditambahkan pengawet
maka jumlah pengawet yang dibutuhkan besar sehingga dapat menimbulkan efek
toksis.
INFUS
IV Ca GLUKONAT / GLUKONAT
Pada
percobaan ini akan dibuat sediaan infus intravena kalsium glukonat yang
merupakan larutan supersaturasi yang distabilkan dengan penambahan 35 mg
kalsium D-saccharate, dan harus disimpan pada suhu kamar . laju infus maksimum
yang disarankan adalah 200 mg/menit.
Farmakologi
:
Kalsium
merupakan mineral yang penting untuk pemeliharaan kesempurnaan fungsi susunan
saraf, otot, sistem rangka, dan permaebilitas membran sel. Kalsium adalah
aktivator yang penting pada beberapa reaksi enzimitas dan berperan dalam proses
fisiologi yang mencakup transmisi ransangan oleh saraf, kontraksi jantung, otot
polos, otot rangka, fungsi renal, pernafasan dan koagulasi darah.
Farmakokinetik
Injeksi
garam kalsium langsung masuk kedalam pembuluh darah. Setelah injeksi, kalsium
darah meningkatkan dengan cepat dan kembali turun dalam 30 menit sampai 2 jam,
terdistribusi cepat dalam jaringan serta dieliminasi melalui urine .
INFUS IV
DEKSTRAN
Kehilangan
darah, sejauh jumlahnya tidak melampaui 10% dari jumlah total , tubuh masih
dapat menyimbangkannya kembali. Jika kehilangan lebih besar, harus disuplai
cairan pengganti darah untuk mengisi plasma melalui jalan infuse ke dalam
tubuh. Hal tersebut dibutuhkan juga pada syok pendarahan, akibat luka (
kebakaran, luka dalam) pada sakit perut atau muntah yang berkepanjangan.
INFUS IV
ELEKTROLIT UNTUK DEHIDRASI
Fungsi
larutan elektrolit secara klinis digunakan untuk mengatasi perbedaan ion atau
penyimpangan jumlah normalFungsi larutan elektrolit secara klinis digunakan
untuk mengatasi perbedaan ion atau penyimpangan jumlah normal elektrolit dalam
darah. Ada 2 jenis kondisi plasma yang menyimpang, yaitu:
1.
Asidosis
Kondisi
plasma darah yang terlampau asam akibat adanya ion klorida dalam jumlah
berlebih .
2.
Alkalosis
Kondisi
plasma yang terlampau basa akibat ion Na, K, Ca dalam jumlah berlebih.
Kehilangan
natrium disebut hipovolemia, sedangkan kekurangan H2O disebut dehidrasi,
kekurangan HCO3 disebut asidosis, metabolic, dan kekurangan K+ disebut
hipokalemia.
Cairan
intra sel hanya mengandung sejumlah kecil ion natrium dan klorida serta hampir
tidak mengandung ion kalsium, tetapi ia mengandung ion kalium dan phospat dalam
jumlah besar serta ion magnesium dan sulfat dalam jumlah cukup besar, semuanya
hanya ada dalam konsentrasi yang kecil dalam cairan ekstrasel.
Bahan –
bahan yang digunakan ( NaCl, KCl, NaHCO3, CaCl2) mudah larut dalam air,
sehingga dapat digunakan harus bebas pirogen. Pirogen merupakan produk
metabolism m.o(umumnya vakteri, kapang dan virus). Secara kimiawi, pirogen
adalah zat lemak yang behubungan dengan suatu molekul pembawa biasanya
merupakan polisakarida, tpi bias juga peptide.
Pirogen
menyebabkan kenaikan suhu tubuh yang nyata, demam, sakit badan, kenaikan
tekanan darah arteri, kira – kira 1 jam setelah injeksi.
INFUS IV
GLUKOSA NaCl / GLUKOSA 10%
Pada
umumnya larutan glukosa untuk injeksi digunakan sebagai pengganti kehilangan
cairan tubuh, sehingga tubuh kita mPada umumnya larutan glukosa untuk injeksi
digunakan sebagai pengganti kehilangan cairan tubuh, sehingga tubuh kita
mempunyai energi kembali untuk melakukan metabolismenya dan juga sebagai sumber
kalori. Dosis glukosa adalah 2,5-11,5 % ( Martindale), pada umumnya digunakan
5%. Dalam formula ini ditambahkan NaCl supaya diapat larutan isitonis, dimana
glukosa bersifat hipotonis.
INFUS IV
MENGANDUNG Na, Ca, K
Kalium
klorida ( KCL), kalium merupakan kation yang terpenting dalam cairan
intraseluler dan sangat esensial untuk mengatur keseimbangan asam- basa serta
isotonis sel. Natrium klorida (NaCl), natrium merupakan kation utama dalam
cairan ekstraseluler dan memegang peranan penting pada regulasi tekanan
osmotisnnya. Sering digunakan dalam infuse dengan elektrolit lain.
Equvalen
elektrolit
Na+ = 135
mEq
K+ = 5
mEq
Ca+ = 5
mEq
Mg+
= 2 mEq
Kesetaraan
ekuivalen elektrolit ( martindale) :
1 g NaCl
~ 17,1 mEq Na + E1 = 1,00
1 g KCl ~
13,4 mEq K + E1 = 0,76
1 g CaCl
~ 13,6 mEq Ca + E1 = 0,51
1 g MgCl
~ 9,8 mEq Mg + E1 = 0,45
INFUS IV
NaCl
Natrium
merupakan kation utama dalam cairan ekstraseluler dan memegang peranan penting
pada regulasi tekanan osmotisnya, juga pada pembentukan perbedaan potensial (
listrik) yang perlu bagi kontraksi otot dan penerusan implus di syaraf.
Defisiensi
natrium dapat terjadi akibat kerja fisik yang terlampau berat dengan banyak
berkeringat dan banyak minuman air tanpa tambahan garam ekstra. Gejalanya
berupa mual, muntah, sangat lelah nyeri kepala, kejang otot betis, kemudian
juga kejang otot lengan dan perut.
INFUS IV
PENGGANTI CAIRAN TUBUH
Air
beserta unsure-unsur didalamnya yang diperlukan untuk kesehatan sel disebut
cairan tubuh.
Cairan
tubuh di bagi menjadi dua yaitu :
1.
Cairan intraseluler, cairan in mengandung sejumlah ion Na dan klorida serta
hampir tidak mengandung ion kalsium, tetapi cairan ini mengandung ion kalium
dan fosfat dalam jumlah besar serta ion magnesium dan sulfat dalam jumlah cukup
besar.
2.
Cairan ekstraseluler, cairan ini mengandung ion natrium dan klorida dalam
jumlah besar,ion bikarbonat dalam jumlah besar, tetapi hanya sejumlah kecil ion
kalium, kalsium, magnesium posfat, sulfat, dan asam-asam organik.
Keseimbangan
air dalam tubuh harus dipertahankan supaya jumlah yang diterima sama dengan
jumlah yang dikeluarkan. Penyesuaian dibuat dengan penambahan / pengurangan
jumlah yanh dikeluarkan sebagai urin juga keringat.
Ini
menekan pentingnya perhitungan berdasarkan fakta tentang jumlah cairan yang
masuk dalam bentuk minuman maupun makanan dan dalam bentuk pemberian cairan
lainnya. Elektrolit yang penting dalam komposisi cairan tubuh adalah Na, K, Ca,
dan Cl. Berdasarkan latar belakang tersebut diatas maka dibuatlah sediaan infus
pengganti cairan yaitu infus Ringers.
INFUS
IV PENGGANTI CAIRAN TUBUH
Air beserta unsur-unsur di dalamnya
yang diperlukan untuk kesehatan sel disebut cairan tubuh.
Cairan tubuh dibagi menjadi dua yaitu:
1.
Cairan
intraselular, cairan ini mengandung sejumlah ion Na dan Klorida serta hampir
tidak mengandung ion Kalsium, tetapi mengandung ion kalium, fosfat, magnesium
dan sulfat dalam jumlah besar
2.
Cairan
ekstraselular, cairan ini mengandung ion Natrium dan Klorida dalam jumlah
besar, ion bikarbonat dalam jumlah besar, tetapi hanya sejumlah kecil ion
kalium, kalsium, magnesium, fosfat dan asam-asam organik.
Keseimbangan air dalam tubuh harus
dipertahankan supaya jumlah yang diterima sama dengan jumlah yang dikeluarkan.
Penyesuaian dibuat dengan penambahan/pengurangan jumlah yang dikeluarkan
sebagai urin juga keringat.
Ini menekankan pentingnya perhitungan
berdasarkan fakta tentang jumlah cairan yang masuk dalam bentuk minuman,
makanan dan dalam bentuk pemberian cairan lainnya. Elektrolit yang penting
dalam komposisi cairan tubuh adalah Na, Ca, K, dan Cl. Berdasarkan latar
belakang tersebut maka dibuatlah sediaan infus pengganti cairan tubuh yaitu
infus ringers.
Injeksi Ringers adalah larutan steril
natrium klorida, kalium klorida, dan kalsium klorida dalam air untuk obat
suntik. Kadar ketiga zat tersebut sama dengan zat-zat tersebut dalam larutan
fisiologis. Larutan ini digunakan sebagai penambah cairan elektrolit yang
diperlukan tubuh.
INFUS IV UNTUK DBD
Bilamana
seorang penderita harus diberikan makanan yang memadai tetapi tidak dapat
melalui saluran cerna. Indikasi cara ini biasanya digunakan untuk persiapan
bedah pada penderita kurang gizi, persiapan kemoterapi, radioterapi dan
kelainan saluran cerna berat. Nutrisi parenteral total memerlukan larutan yang
mengandung asam amino, glukosa, lemak, elektrolit dan vitamin.
Glukosa merupakan sumber karbohidrat
yang lebih disukai tetapi bila tiap harinya diberikan lebih dari 180gr maka
harus ada monitoring kadar gula darah. Bila mungkin diperlukan insulin. Glukosa
dengan ragam kekuatan 10-50% harus diinfus melalui kateter vena central. Untuk
menghindari thrombosis (gumpalan darah yang terbentuk pembuluh darah).
Jumlah volume infus intravena biasanya
500mL dan 250mL mengandung zat-zat sebagai nutrisi, penambah darah, asam amino,
anti biotik, dan obat yang umumnya diberikan lewat jarum yang dibiarkan di vena
atau kateter dengan diteteskan terus menerus. Tetesan atau kecepatan mengalir
dapat diatur oleh dokter atau perawat sesuai dengan kebutuhan pasien. Umumnya
2-3mL permenit.
Untuk infus, intravena jarum/kateter
biasanya ditusukkan di vena yang menonjol di lengan atau kaki dan diikat erat
di tempat tersebut sehingga tidak akan bergeser dari tempat selama di infus.
Trombus akan lebih mungkin terjadi bila larutan infus mengiritasi jaringan
tubuh. Trombus adalah gumpalan darah yang terbentuk dalam pembuluh darah (atau
jantung) yang umumnya disebabkan oleh melambatnya aliran atau perubahan darah
atau pembuluh darah. Bila gumpalan darah itu beredar maka gumpalan darah
tersebut menjadi embolus, dibawa oleh aliran darah sampai tersangkut di
pembuluh darah, menghalangi dan mengakibatkan hambatan atau sumbatan yang
disebut emboli. Suatu hambatan dapat sangat berbahaya tergantung pada tempat
dan keparahan hambatan tersebut. Obat-obat yang diberikan lewat saluran
intravena biasanya harus berupa larutan air, bercampur dengan darah dan tidak
mengendap.
Demam berdarah adalah suatu penyakit
infeksi yang disebabkan virus Dengue tipe I-IV, disertai demam 5-7 hari
gejala-gejala perdarahan, dan bila timbul syok. Gejala dan tanda-tanda :
-
Panas
5-7 hari, gejala umum tidak jelas
-
Perdarahan
spontan (petekie, ekimosa, epitaksis, derajat hematemesis, melena, perdarahan
gusi, uterus, telinga, dll)
-
Ada
gejala kegagalan peredaran darah seperti nadi lemah dan cepat (> 120/menit).
Tekanan nadi sempit
-
Nadi
tidak teraba, tekanan darah tidak terukur, denyut jantung >140/menit, acral
dingin, berkeringat, kulit biru.
Gejala lain:
-
Hati
membesar, nyeri spontan dan pada perabaan
-
Asites
-
Cairan
dalam rongga pleura (kanan)
-
Ensepalopati
: kejang, gelisah, sopor, koma
Prinsip penatalaksanaan :
1.
Memperbaiki
keadaan umum
2.
Mencegah
keadaan yang lebih parah
3.
Memperbaiki
syok dan perdarahan (pen: rehidrasi sampai hari ke tujuh, namun hati-hati pada
hari ke enam dapat terjadi arus balik cairan intersitiel ke pembuluh darah).
INFUS IV UNTUK MEMPERTAHANKAN ASAM TUBUH
Pembuatan infus ini mengacu pada
penggunaannya sebagai cairan infus yang dapat menstabilkan
elektrolit-elektrolit yang sama kadarnya dalam cairan fisiologis normal,
sehingga diharapkan pasien dapat mempertahankan kondisi elektrolitnya sesuai
dengan batas-batas atau jumlah elektrolit yang normal pada plasma. Selain itu,
digunakan pengisotonis dekstrosa yang diharapkan mampu menambah kalori bagi
pasien serta meningkatkan stamina karena biasanya kondisi pasien yang
kekurangan elektrolit dalam keadaan lemas (sehingga perlu di infus).
Ion natrium (Na+) dalam
injeksi berupa natrium klorida dapat digunakan untuk mengobati hiponatremia,
karena kekurangan ion tersebut dapat mencegah retensi air sehingga dapat
menyebabkan dehidrasi. Kalium Klorida (KCl), Kalium merupakan kation (positif)
yang terpenting dalam cairan intraseluler dan sangat esensial untuk mengatur
keseimbangan asam-basa serta isotonis sel. Ion Kalsium (Ca2+),
bekerja membentuk tulang dan gigi, berperan dalam proses penyembuhan luka pada
rangsangan neuromuskuler. Jumlah ion kalsium di bawah konsentrasi normal dapat
menyebabkan iritabilitas dan konvulsi. Ion Magnesium (Mg2+) juga
diperlukan tubuh untuk aktivitas neuromuskuler sebagai koenzim pada metabolism
karbohidrat dan protein. Dekstrosa merupakan suatu bentuk karbohidrat yang
diberikan secara parenteral diharapkan dapat memberikan tambahan kalori yang
diperlukan untuk menambah energi pada tubuh. Batas konsentrasi normal
elektrolit dalam plasma :
Na+ = 135-145 mEq/L
K+ = 3,5-5 mEq/L
Ca2+ = 5 mEq/L
Mg2+ = 2 mEq/L
INFUS IV UNTUK PENGELOLAAN DEHIDRASI
Sekitar 60% berat badan manusia
terdiri atas cairan. Setiap hari sekitar 1,7 liter cairan di dalam tubuh keluar
melalui urin, tinja, keringat dan pernapasan. Cairan yang keluar tersebut akan
digantikan oleh cairan yang masuk ke dalam tubuh melalui makanan dan minuman,
yakni sebanyak 3 liter perhari. Jika cairan yang keluar dari tubuh terjadi
berlebihan dan tidak diimbangi dengan cairan yang masuk, terjadilah dehidrasi
(kekurangan cairan tubuh). Gangguan kehilangan cairan tubuh ini disertai dengan
gangguan keseimbangan zat elektrolit tubuh. Zat elektrolit yang diperlukan
terdiri dari anion dan kation antara lain Na+, K+, Ca2+,
SO42-. Cl-.
Dehidrasi terdiri dari :
a.
Absolute
: Kandungan air di bawah normal atau di bawah standar
b.
Hypenatermic : Keadaan hilangnya elektrolit lebih rendah
secara disproporsional dibandingkan dengan hilangnya air.
c.
Relative
: Dehidrasi sebagai akibat meningkatnya tekanan osmotik cairan tubuh
d.
Voluntary
: Akibat dari rasa haus yang tidak merangsang penggantian air yang hilang
dengan cukup.
INFUS MENGANDUNG KARBOHIDRAT
Karbohidrat merupakan bahan bakar
utama (sumber energy) bagi tubuh di dalam makanan terdapat sebagai
monosakarida, disakarida dan polisakarida. Selain sumber energy juga berperan
penting dalam menjaga keseimbangan asam-basa, pembentukan struktur sel,
jaringan dan organ tubuh. Bilamana seorang penderita harus diberikan makanan
yang memadahi tetapi tidak dapat melalui saluran cerna seperti diare maka
sumber energy utama yakni karbohidrat dapat diberikan melalui infuse yang
mengandung karbohidrat.
INFUS NATRIUM BIKARBONAT UNTUK
ASIDOSIS METABOLIK
Asidosis metabolic adalah keadaan
dimana pH arterial bersifat asam dan konsentrasi bikarbonat plasma di bawah
normal. Pada asidosis metabolic akut, pH arterial di bawah 7,1-7,2 dan
konsentrasi bikarbonat plasma. Natrium bikarbonat merupakan agen pengalkali
yang berdisosiasi membentuk ion bikarbonat. Bikarbonat merupakan komponen basa
konjugasi dari buffer ekstraseluler utama yang ada di tubuh, yaitu buffer
bikarbonat-asam karbonat. Pada kondisi normal buffer ini menjaga pH plasma
yaitu 7,37-7,42. Namun bila terjadi gangguan pada system buffer ini maka pH
plasma dapat naik ataupun turun. pH plasma yang di bawah normal mengindikasikan
terjadinya asidosis metabolic. Pemberian natrium bikarbonat akan meningkatkan
konsentrasi bikarbonat plasma dan meningkatkan pH plasma sehingga pH plasma
normal kembali.
LARUTAN PENCUCI PADA OPERASI LAMBUNG
Larutan irigasi adalah larutan steril,
bebas pyrogen yang digunakan untuk tujuan pencucian dan pembilasan. Sodium
Klorida ( NaCl ) secara umum digunakan untuk irigasi ( seperti irigasi pada
rongga tubuh, jaringan atau luka ). Larutan irigasi NaCl hipotonis ) 0,45%
dapat digunakan sendiri atau tanpa penambahan bahan tambahan lain. Larutan
irigasi NaCl 0,9% dapat digunakan untuk mengatasi iritasi pada luka.
Larutan irigasi dimaksudkan untuk
mencuci dan merendam luka atau lubang operasi, sterilisasi pada sediaan ini
sangat penting karena cairan tersebut langsung berhubungan dengan cairan dan
jaringan tubuh yang merupakan tempat infeksi dapat terjadi dengan mudah.
INFUS PENDERITA DIARE BERAT
(LOCKE RINGER)
Mengandung zat-zat yang dibutuhkan
tubuh yaitu elektrolit-elektrolit dan karbohidrat sesuai untuk penderita diare
berat.
Hipertonis (harap diperhatikan laju
tetesan per menit)
INFUS UNTUK PENGELOLAAN METABOLIK
ALKALOSIS
Digunakan pada kasus kehilangan asam
lambung selama periode muntah yang berkepanjangan atau bila asam lambung
disedot dengan selang lambung. Kadang-kadang juga pada seseorang yang
mengkonsumsi terlalu banyak basa dari bahan-bahan seperti soda bikarbonat.
Biasanya alkalosis metabolik diatasi dengan pemberian cairan dan elektrolit
(natrium dan kalium)
INFUS LARUTAN IRIGASI GLISIN
Larutan tidak disuntikkan ke dalam
vena, tapi digunakan diluar sistem peredaran darah dan umumnya menggunakan
jenis tutup yang diputar atau plastic yang dipatahkan, sehingga memungkinkan
pengisian larutan dengan cepat. Larutan ini digunakan untuk merendam atau mencuci
luka-luka, sayatan bedah atau jaringan tubuh dan dapat pula mengurangi
pendarahan.
INFUS IV YANG MENGANDUNG NUTRISI
Glukosa termasuk monosakarida dimana
sebagian besar monosakarida dibawa oleh aliran darah ke hati. Di dalam hati,
monosakarida mengalami proses sintesis menghasilkan glikogen, oksidasi menjadi
CO2 dan H2O atau dilepaskan untuk dibawa dengan aliran darah ke bagian tubuh
yang memerlukannya. Sebagian lain monosakarida dibawa langsung ke sel jaringan
organ tertentu dan mengalami proses metabolisme lebih lanjut.
INFUS IV RINGER LAKTAT
Mengatasi kondisi kekurangan volume
darah, larutan natrium klorida 0,9% - 1,0% menjadi kehilangan maka secara
terapeutik sebaiknya digunakan larutan ringer, larutan ini mengandung KCl dan
CaCl2 disamping NaCl. Beberapa larutan modifikasi juga mengandung NaHC)3 maka
larutan dapat disterilkan dengan panas yang stabil.
Larutan ini bersifat hipertonis. Harap
diperhatikan laju tetesan per menit. Laju tetesan maksimal 5 ml per menit.
INFUS IV AMMONIUM KLORIDA
Berkhasiat untuk pengobatan gangguan
metabolism alkalosis dalam tubuh serta menggantikan ion klorida yang hilang
dalam tubuh.
INFUS IV MENGANDUNG ELEKTROLIT DAN
KARBOHIDRAT
Cairan hipotonis maupun hipertonis
dapat digunakan. Untuk meminimalisasi iritasi pembuluh darah, larutan
hipertonis diberikan dalam kecepatan yang lambat.
Pembagian
cairan lain adalah berdasarkan kelompoknya
Kristaloid:
Bersifat isotonic, maka efektif dalam
mengisi sejumlah volume cairan ke dalam pembuluh darah dalam waktu yang
singkat, dan berguna pada pasien yang memerlukan cairan segera. Misalnya
ringer-laktat dan garam fisiologis.
Koloid:
Ukuran molekulnya cukup besar sehingga
tidak akan keluar dari membrane kapiler, dan tetap berada dalam pembuluh darah,
maka sifatnya hipertonik, dan dapat menarik cairan dari luar pembuluh darah.
Contohnya adalah albumin dan steroid.
KONTRAINDIKASI PADA INFUS
-
Daerah
yang memiliki tanda-tanda infeksi, infiltrasi atau thrombosis
-
Daerah
yang berwarna merah, kenyal, bengkak dan hangat saat disentuh
-
Vena
dibawah infiltrasi vena sebelumnya atau di bawah area flebitis
-
Vena
yang sklerotik atau bertrombus
-
Lengan
dengan pirai arteriovena atau fistula
-
Lengan
yang mengalami edema, infeksi, bekuan darah, atau kerusakan kulit
-
Lengan
pada sisi yang mengalami mastektomi (aliran balik vena terganggu)
-
Lengan
yang mengalami luka bakar
PETUNJUK
1.
Baca
dan pelajari lembar kerja
2.
Siapkan
alat-alat yang dibutuhkan dan susun secara ergonomis
3.
Ikuti
petunjuk yang ada pada job sheet
4.
Bekerja
secara hati-hati dan teliti
KESELAMATAN KERJA
1.
Patuhi
prosedur pekerjaan
2.
Bertindak
lembut dan hati-hati pada saat melakukan tindakan
3.
Observasi
kondisi pasien secara kontinu
4.
Perhatikan
keadaan umum klien pada saat pemasangan infus
5.
Perhatikan
kondisi alat sebelum bekerja untuk menilai kelayakan penggunaannya
6.
Letakkan
peralatan pada tempat yang terjangkau dan sistematis oleh petugas
7.
Perhatikan
tehnik septic dan aseptic
PERALATAN DAN PERLENGKAPAN
1.
Baki
yang telah dialasi 10. Infus set
2.
Perlak
dan pengalasnya 11. Abbocath
3.
Handuk
kecil 12.Plester/
hipafik
4.
Bengkok 13. Kassa steril
5.
Tiang
infus 14.Gunting
plester
6.
Sarung
tanga 15. Jam tangan
7.
Tourniquet 16.Lembar catatan
8.
Kapas
alkohol 17. Cairan
infus
9.
Baskom
berisi larutan Chlorin 0,5%
PROSEDUR PELAKSANAAN
1.
Beritahu pasien atau orang tua (pada pasien
bayi dan anak-anak) tindakan yang akan dilakukan
2.
Siapkan
alat dan bahan secara ergonomis
3.
Pasang
sampiran atau penutup tirai
4.
Atur
posisi pasien senyaman mungkin, pasien yang gelisah / tidak tenang sebaiknya
diikat kaki dan tangannya
5.
Pasang perlak dan pengalasnya dibawah
daerah yang akan dipasang infuse
6.
Cuci tangan dengan sabun dan air
mengalir
7.
Pakai sarung tangan (tidak perlu
steril hanya untuk melindungi petugas dari infeksi)
8.
Gantungkan flabot pada tiang infus
9.
Buka kemasan steril infus set
10. Atur klem rol sekitar 2-4 cm dibawah
bilik drip dan tutup klem yang ada pada saluran infuse
11. Tusukkan pipa saluran infus ke dalam
botol cairan dan tabung tetesan diisi setengah dengan cara memencet tabung
tetesan infuse
12. Buka klem dan alirkan cairan keluar
sehingga tidak ada udara pada slang infus lalu tutup kembali klem
13. Cari dan pilih vena yang akan dipasang
infuse
14. Letakkan tourniquet 10-12 cm diatas
tempat yang akan ditusuk (bila pemasangan infus pada daerah ekstremitas)
15. Disinfeksi daerah pemasangan dengan
kapas alkohol 70%, secara sirkular
16. Tusukkan jarum abbocath ke vena dengan
lubang jarum menghadap ke atas (bila berhasil darah akan keluar dan dapat
dilihat pada pipa abbocath)
17. Dorong pelan-pelan abbocath masuk ke
dalam vena sambil menarik pelan-pelan jarum abbocath hingga semua plastic
abbocath masuk semua ke dalam vena
18. Sambungkan segera abbocath dengan
slang infuse
19. Lepaskan tourniquet dan longgarkan
klem untuk melihat kelancaran tetesan
20. Bila tetesan sudah lancar, pangkal
jarum direkatkan pada kulit plester
21. Atur tetesan sesuai kebutuhan
22. Tutup tempat jarum atau tempat tusukan
dengan kasa steril
23. Atur letak anggota badan yang dipasang
infus supaya tidak digerak-gerakkan agar jarum infus tidak bergeser dan bila
perlu pasang spalk
24. Bereskan alat-alat dan rapikan pasien
25. Lepaskan sarung tangan (sebelumnya
cuci tangan yang menggunakan sarung tangan dalam larutan chlorin 0,5%), rendam
sarung tangan dalam larutan chlorin 0,5% selama 10 menit
26. Cuci tangan dengan sabun dan air
mengalir dan keringkan dengan handuk bersih
27. Dokumentasikan tindakan yang telah
dilakukan
DAFTAR
TILIK
MEMASANG
INFUS
Tanggal Penilaian :
Nama Mahasiswa :
PENILAIAN:
Nilai 1 (satu) : Perlu perbaikan
Langkah atau tugas
tidak dikerjakan dengan benar atau tidak berururan.
Nilai 2 (dua) : Mampu
Langkah dikerjakan
dengan benar dan berurutan tetapi kurang tepat, pembimbing perlu membantu atau
mengingatkan.
Nilai 3 (tiga) : Mahir
Langkah dikerjakan
dengan benar, tepat dan tanpa ragu-ragu serta berurutan sesuai prosedur.
Beri tanda ceklist (ü) pada kolom penilaian
NO
|
LANGKAH
|
NILAI
|
||
1
|
2
|
3
|
||
1
|
Memberitahu klien tindakan yang akan
dilakukan
|
|||
2
|
Menyiapkan
alat dan mendekatkan ke pasien
|
|||
3
|
Memasang
sampiran
|
|||
4
|
Mencuci
tangan dengan sabun di bawah air mengalir, mengeringkan dengan handuk bersih
|
|||
5
|
Memasang
perlak dan pengalasnya di bawah daerah yang akan dipasang infus
|
|||
6
|
Memakai
sarung tangan
|
|||
7
|
Menggantungkan
flabot pada tiang infus
|
|||
8
|
Membuka
kemasan infus set
|
|||
9
|
Mengatur
klem rol sekitar 2-4 cm di bawah bilik drip dan menutup klem yang ada pada
saluran infus
|
|||
10
|
Menusukkan
pipa saluran infus ke dalam botol
cairan dan mengisi tabung tetesan dengan cara memencet tabung tetesan infus
hingga setengahnya
|
|||
11
|
Membuka
klem dan mengalirkan cairan keluar sehingga tidak ada udara pada slang infus
lalu tutup kembali klem
|
|||
12
|
Memilih
vena yang akan dipasang infus
|
|||
13
|
Meletakkan
tourniquet 10-12 cm di atas tempat yang akan ditusuk, menganjurkan pasien
menggenggam tangannya
|
|||
14
|
Melakukan
disinfeksi daerah penusukan dengan kapas alcohol secara sirkular dengan
diameter ± 5 cm
|
|||
15
|
Menusukkan
jarum abbocath ke vena dengan lubang jarum menghadap ke atas, dengan
menggunakan tangan yang dominan
|
|||
16
|
Melihat
apakah darah terlihat pada pipa abbocath
|
|||
17
|
Memasukkan
abbocath secara pelan-pelan serta menarik secara pelan-pelan jarum yang ada
pada abbocath, hingga plastik abbocath masuk semua dalam vena, dan jarum
keluar semua
|
|||
18
|
Segera
menyambungkan abbocath dengan slang infus
|
|||
19
|
Melepaskan
tourniquet, menganjurkan pasien membuka tangannya dan melonggarkan klem untuk
melihat kelancaran tetesan
|
|||
20
|
Merekatkan
pangkal jarum pada kulit dengan plester
|
|||
21
|
Mengatur
tetesan sesuai kebutuhan
|
|||
22
|
Menutup
tempat tusukan dengan kasa steril, dan direkatkan dengan plester
|
|||
23
|
Mengatur
letak anggota badan yang dipasang infus supaya tidak digerak-gerakkan agar
jarum infus tidak bergeser dan bila perlu memasang spalk
|
|||
24
|
Membereskan
alat dan merapikan pasien
|
|||
25
|
Melepas
sarung tangan, merendam dalam larutan chlorine 0.5% selama 10 menit
|
|||
26
|
Mencuci
tangan dengan sabun di bawah air mengalir dan mengeringkan dengan handuk
bersih
|
|||
27
|
Melakukan
dokumentasi tindakan yang telah dilakukan
|
DAFTAR
TILIK
MELEPAS
INFUS
Tanggal Penilaian :
Nama Makasiswa :
PENILAIAN:
Nilai 1 (satu) : Perlu perbaikan
Langkah atau tugas
tidak dikerjakan dengan benar atau tidak berururan.
Nilai 2 (dua) : Mampu
Langkah dikerjakan
dengan benar dan berurutan tetapi kurang tepat, pembimbing perlu membantu atau
mengingatkan.
Nilai 3 (tiga) : Mahir
Langkah dikerjakan
dengan benar, tepat dan tanpa ragu-ragu serta berurutan sesuai prosedur.
Beri tanda ceklist (ü) pada kolom penilaian
NO
|
LANGKAH
|
NILAI
|
||
1
|
2
|
3
|
||
1
|
Memberitahu klien tindakan yang akan
dilakukan
|
|||
2
|
Menyiapkan
alat dan mendekatkan ke pasien
|
|||
3
|
Memasang
sampiran
|
|||
4
|
Mencuci
tangan dengan sabun di bawah air mengalir, mengeringkan dengan handuk bersih
|
|||
5
|
Memasang
perlak dan pengalasnya
|
|||
6
|
Memakai
sarung tangan
|
|||
7
|
Membasahi
plester yang melekat pada kulit dengan kapas alkohol
|
|||
8
|
Melepas
plester dan kassa dari kulit
|
|||
9
|
Menekan
tempat tusukan dengan kapas alcohol dan mencabut infuse pelan-pelan
|
|||
10
|
Merekatkan
kapas alcohol dengan plester
|
|||
11
|
Membereskan
alat dan merepikan pasien
|
|||
12
|
Melepaskan
sarung tangan, merendam dalam larutan clhorin 0,5% selama 10 menit
|
|||
13
|
Mencuci
tangan dengan sabun dan air mengalir, mengeringkan dengan handuk bersih
|
|||
14
|
Melakukan
dokumentasi tindakan yang telah dilakukan
|
DAFTAR PUSTAKA
Bandiyah, Siti. 2011.
Keterampilan Dasar Praktik Klinik Keperawatan Dan Kebidanan. Yogyakarta : Nuha
Medika
Ed. Philadelphia:
Lippincott Williams &Wilkins.Phillips, L. D. (2005).IV Therapy Notes:
Nurse’s Clinical Pocket Guide.China: Imago.Potter
Hidayat A.A.A dan M.
Uliyah.2008.Praktikum Keterampilan Dasar Praktik Klinik:Aplikasi Dasar-Dasar
Praktik Kebidanan. Jakarta : Salemba Medika
Kusmiyati Yuni. 2007.
Keterampilan Dasar Praktik Klinik kebidanan. Yogyakarta : Fitrimaya
Ignatavicius, D. D. dan
Workman, M. L. (2006).Medical-Surgical Nursing: Critical Thinking
for Collaborative Care.Vol.1. 5
Perry,potter.2005.Fundamental
Keperawatan.Eds 4 .Jakarta : EGC
St. Louise, MI:
Elsevier Mosby, Inc.Rhoad, J. & Bonnie, J., M. (2008).Clinical Nursing
Skill .
USA:
F. A. Davis Company.
Sunarsih, Tri. 2011.
Keterampilan Dasar Praktik Klinik Kebidanan Teori Dan Aplikasi. Yogyakarta:
Nuha Medika
Uliyah, Musrifatul.Dkk.
2012. Kebutuhan Dasar Manusia. Surabaya: Health Book Publishing
Sulistiani, Aedriani.
2010. Buku Ajar Keterampilan Dasar Praktik Klinik Kebidanan. Buyulali : Pustaka
Rihana
Tidak ada komentar:
Posting Komentar