Rabu, 25 September 2013

Konsep Dasar Asuhan Masa Nifas

PENGERTIAN
1.         Masa nifas adalah masa dimulai beberapa jam sesudah lahirnya plasenta sampai 6 minggu setelah melahirkan (Pusdiknakes, 2003:003).
2.         Masa nifas dimulai setelah kelahiran plasenta dan berakhir ketika alat-alat kandungan kembali seperti keadaan sebelum hamil yang berlangsung kira-kira 6 minggu. (Abdul Bari,2000:122).
3.         Masa nifas merupakan masa selama persalinan dan segera setelah kelahiran yang meliputi minggu-minggu berikutnya pada waktu saluran reproduksi kembali ke keadaan tidak hamil yang normal. (F.Gary cunningham,Mac Donald,1995:281).
4.         Masa nifas adalah masa setelah seorang ibu melahirkan bayi yang dipergunakan untuk memulihkan kesehatannya kembali yang umumnya memerlukan waktu 6- 12 minggu. ( Ibrahim C, 1998).
Masa nifas(puerperium), berasal dari bahasa Latin, yaitu Puer yang artinya bayi dan Parous yang artinya melahirkan atau berarti masa sesudah melahirkan.
Periode postpartal aadalah waktu penyerahan dari selaput dan plasenta ( menandai akhir dari periode intrapatal) menjadi kembali ke saluran reproduktif wanita pada kondisi nonpregnan. Sebagai catatan bahwa ini menjadi kondisi nonpregnan bukan kondisi prepregnan, seperti kadang salah disalahartikan. Kondisi organ prepregnan akan hilang selamanya hingga setelah kehamilan yang pertama dan mengalami melahirkan tetapi juga pada masing-masing kehamilan berikutnya .
Masa Nifas (Puerperium) dimulai setelah plasenta lahir dan berakhir ketika alat-alat kandungan kembali seperti sebelum hamil. Masa nifas berlangsung selama kira-kira 6 minggu.
Masa Puerperium atau masa nifas mulai setelah partus selesai, dan berakhir kira-kira setelah 6 minggu. Akan tetapi seluruh alat genitalia baru pulih kembali seperti sebelum ada kehamilan dalam waktu 3 bulan.
Masa nifas adalah masa pulih kembali, mulai dari persalinan selesai sampai alat-alat kandungan kembali seperti pra-hamil. Lama masa nifas ini 6-8 minggu.


TUJUAN ASUHAN MASA NIFAS

Asuhan masa nifas diperlukan dalam periode ini karena merupakan masa kritis baik ibu maupun bayinya. Diperkirakan 60% kematian ibu akibat kehamilan terjadi setelah persalinan dan 50% kematian masa nifas terjadi dalam 24 jam pertama. Masa neonatus merupakan masa kritis bagi kehidupan bayi, 2/3 kematian bayi terjadi dalam 4 minggu setelah persalinan dan 60% kematian BBL terjadi dalam waktu 7 hari setelah lahir. Dengan pemantauan melekat dan asuhan pada ibu dan bayi pada masa nifas dapat mencegah beberapa kematian ini.
Semua kcgiatan yang dilakukan, baik dalam bidang kebidanan maupun di bidang lain selalu mempunyai tujuan agar kegiatan tersebut terarah dan diadakan evaluasi dan penilaian. Tujuan dari perawatan nifas ini adalah:
1.      Memulihkan kesehatan umum penderita
 a. Menyediakan makanan sesuai kebutuhan
 b. Mengatasi anemia
 c. Mencegah infeksi dengan memerhatikan kebersihan dan sterilisasi
 d. Mengernbalikan kesehatan urnum dengan pergerakan otot untuk memperlancar peredaran
darah
2.      Mempertahankan kesehatan psikologis
3.      Mencegah infeksi dan komplikasi
4.      Memperlancar pembentukan air susu ibu (ASI)
5.      Mengajarkan ibu untuk melaksanakan perawatan mandiri sampai masa nifas selcsai dan memelihara bayi dengan baik, sehingga bayi dapat mengalami pertumbuhan dan perkembangan yang normal
6.      Memberikan pelayanan keluarga berencana.

  
PERAN DAN TANGGUNG JAWAB BIDAN DALAM ASUHAN MASA NIFAS
Bidan memiliki peranan yang sangat penting dalam pemberian asuhan post partum. Adapun peran dan tanggung jawab dalam masa nifas antara lain :
  1. Memberikan dukungan secara berkesinambungan selama masa nifas sesuai dengan kebutuhan ibu untuk mengurangi ketegangan fisik dan psikologis selama masa nifas.
  2. Sebagai promotor hubungan antara ibu dan bayi serta keluarga.
  3. Mendorong ibu untuk menyusui bayinya dengan meningkatkan rasa nyaman.
  4. Membuat kebijakan, perencana program kesehatan yang berkaitan ibu dan anak dan mampu melakukan kegiatan administrasi.
  5. Mendeteksi komplikasi dan perlunya rujukan.
  6. Memberikan konseling untuk ibu dan keluarganya mengenai cara mencegah perdarahan, mengenali tanda-tanda bahaya, menjaga gizi yang baik, serta mempraktekkan kebersihan yang aman.
  7. Melakukan manajemen asuhan dengan cara mengumpulkan data, menetapkan diagnosa dan rencana tindakan serta melaksanakannya untuk mempercepat proses pemulihan, mencegah komplikasi dengan memenuhi kebutuhan ibu dan bayi selama priode nifas.
  8. Memberikan asuhan secara professional.


TAHAPAN ASUHAN DALAM MASA NIFAS

Masa nifas terbagi menjadi tiga tahapan, yaitu :
1.      Puerperium dini
Suatu masa kepulihan dimana ibu diperbolehkan untuk
berdiri dan berjalan-jalan.
2.      Puerperium intermedial
Suatu masa dimana kepulihan dari organ-
organ reproduksi selama kurang lebih enam minggu.
3.      Remote puerperium
Waktu yang diperlukan untuk pulih dan sehat kembali dlam keadaan sempurna terutama ibu bila ibu selama
hamil atau waktu persalinan mengalami komplikasi.
Proses mengecilnya kembali rahim ke ukuran semula tentu akan berlangsung secara bertahap. Masa nifas biasanya berlangsung sekitar 40 hari. Selama masa nifas, vagina akan terus-menerus mengeluarkan darah yang mengandung trombosit, sel-sel tua, sel-sel mati (nekrosis), serta sel-sel dinding rahim (endometrium), yang disebut lokia.
1.      Lokia kubra
Proses ini berlangsung selama tiga hari pertama setelah melahirkan. Darah pada tahapan pertama ini berwarna merah segar dan berpotensi mengandung banyak kuman penyakit.
2.      Lokia sanguinolenta
Pada tahapan kedua ini, darah berwarna merah dan berlendir. Proses ini berlangsung selama 1-2 minggu.
3.      Lokia Serosa
Pada tahapan ini, cairan biasanya berwarna kuning kecoklatan lalu merah muda. Cairan berwarna ini biasanya mulai keluar dua minggu hingga satu bulan setelah melahirkan.
4.      Lokia alba
Cairan berwarna kekuningan lalu bening keluar selama sekitar dua minggu. Berlangsung dari minggu keempat hingga minggu keenam. Jika cairan lokia sudah berwarna bening, maka masa nifas Anda berlangsung normal.
Memberikan asuhan dalam masa nifas terbagi dalam beberapa tahap yaitu paling sedikit 4 kali kunjungan.
Kunjungan I :
I 6 – 8 jam setelah
Persalinan
Asuhan yang diberikan :
v Melakukan pemeriksaaan umum yaitu pemeriksaan fisik ibu.
v Mengajarkan ibu untuk massage pada bagian perut ibu secara sirkular. Jangan sampai tekstur perutnya lembek, harus keras agar menghindari ibu untuk terjadinya perdarahan.
v Melaksanakan IMD (Inisiasi Menyusu Dini) untuk ibu
v Menempatkan ibu dan bayinya untuk tidur dalam ruangan yang sama sehingga terjalin hubungan antara ibu dan bayi
v Memastikan bayi tidak basah dan udara yang masuk tidak terlalu banyak. Sehingga bayi tidak kedinginan.
Tujuan :
▪ Mencegah perdarahan masa nifas karena atonia uteri
▪ Mendeteksi dan merawat penyebab lain perdarahan: rujuk jika perdarahan berlanjut.
▪ Memberikan konseling pada ibu atau salah satu anggota keluarga bagaimana mencegah
perdarahan pada masa nifas karena atonia uteri
▪ Pemberian ASI awal
▪ Melakukan hubungan antara ibu dengan bayi baru
lahir
▪ Menjaga bayi tetap sehat dengan cara mencegah
hipotermi. Jika petugas kesehatan menolong persalinan, ia harus tinggal dengan ibu dan bayi baru lahir untuk 2 jam pertama setelah kelahiran, atau sampai ibu dan bayi dalam keadaan stabil.

Kunjungan II :
2- 6 hari setelah Persalinan
Asuhan yang diberikan :
v   Periksa ibu dan patikan involusi uterus berjalan dengan baik
v   Melakukan pemeriksaan fisik ibu secara umum
v   Menanyakan kepada ibu tentang asupan apa saja yang didapatnya
v   Melakukan perawatan payudara dan ajarkan ibu untuk melakukannya dirumah.. Anjurkan ibu untuk minum baik sebelum maupun sesudah menyusui.
v   Ajarkan ibu cara memandikan bayi yang benar serta vulva hygiene ( cebok yang bersih, memastikan keadaan daerah kewanitaan ibu kering/tidak lembab, mengganti pembalut sesering mungkin.
Tujuan :
▪ Memastikan involusi uterus berjalan normal: uterus berkontraksi, fundus di bawah umbilikus, tidak ada perdarahan abnormal, tidak ada bau
▪ Menilai adanya tanda tanda demam, infeksi atau
perdarahan abnormal
▪ memastikan ibu mendapatkan cukup makanan,
cairan dan istirahat
▪ Memastikan ibu menyusui dengan baik dan tidak
memperlihatkan tanda tanda penyulit
▪ Memberikan konseling pada ibu mengenai asuhan
pada bayi, tali pusat, menjaga bayi tetap hangat dan merawat bayi sehari hari

kunjungan III :
3 2 minggu setelah Persalinan
Tujuan :
 ▪ sama seperti diatas (6 hari setelah persalinan)


Kunjungan IV:
4 6 minggu setelah Persalinan
Tujuan :
▪ Menanyakan pada ibu tentang penyulit penyulit
yang ia dan bayi alami
▪ Memberikan konseling untuk KB secara din
i


KEBIJAKAN PROGRAM NASIONAL MASA NIFAS
Kebijakan program nasional pada masa nifas yaitu paling sedikit empat kali melakukan kunjungan pada masa nifas, dengan tujuan untuk :
  1. Menilai kondisi kesehatan ibu dan bayi.
  2. Melakukan pencegahan terhadap kemungkinan-kemungkinan adanya gangguan kesehatan ibu nifas dan bayinya.
  3. Mendeteksi adanya komplikasi atau masalah yang terjadi pada masa nifas.
  4. Menangani komplikasi atau masalah yang timbul dan mengganggu kesehatan ibu nifas maupun bayinya.

KESIMPULAN
Masa nifas dimulai setelah kelahiran plasenta dan berakhir ketika alat-alat kandungan kembali seperti keadaan sebelum hamil yang berlangsung kira-kira 6 minggu. Tujuan dari asuhan masa  nifas ini adalah memulihkan kesehatan umum penderita, mempertahankan kesehatan psikologis, mencegah infeksi dan komplikasi, memperlancar pembentukan air susu ibu (ASI), mengajarkan ibu untuk melaksanakan perawatan mandiri sampai masa nifas selcsai dan memelihara bayi dengan baik, sehingga bayi dapat mengalami pertumbuhan dan perkembangan yang normal, dan memberikan pelayanan keluarga berencana. Bidan memiliki peranan yang sangat penting dalam pemberian asuhan post partum. Memberikan asuhan dalam masa nifas terbagi dalam beberapa tahap yaitu paling sedikit 4 kali kunjungan. Kebijakan program nasional pada masa nifas bertujuan untuk menilai kondisi kesehatan ibu dan bayi, melakukan pencegahan terhadap kemungkinan-kemungkinan adanya gangguan kesehatan ibu nifas dan bayinya, mendeteksi adanya komplikasi atau masalah yang terjadi pada masa nifas, serta menangani komplikasi atau masalah yang timbul dan mengganggu kesehatan ibu nifas maupun bayinya.


DAFTAR PUSTAKA
Saifudin, Abdul Bari Dkk, 2000, Buku Acuan Nasional Pelayanan Kesehatan Maternal dan Neonatal, Yayasan Bidan Pustaka Sarwono Prawirohardjo, Jakarta
Ambarwati, 2008. Asuhan
Kebidanan Nifas. Yogyakarta: Mitra Cendikia.
borneo-ufi.blog.friendster.com/2008/07/konsep-
nifas-eklamsi-forceps/ diunduh 1 September 2009: 20.00 WIB.
Ibrahim, Christin S, 1993, Perawatan Keebidanan (Perawatan
Nifas), Bharata Niaga Media Jakarta
masanifas.blogspot.com/ diunduh 1 September 2009: 20.10 WIB.
Pusdiknakes, 2003. Asuhan
Kebidanan Post Partum. Jakarta: Pusdiknakes.
Saleha, 2009. Asuhan
Kebidanan Pada Masa Nifas. Jakarta: Salemba Medika.
Suherni, 2008. Perawatan Masa
Nifas. Yogyakarta: Fitramaya.
yoana-widyasari.blogspot.com/2009/04/satuan-acara-pengajaran-s.html diunduh 1 September 2009: 20.05 WIB.
//jurnalbidandiah.blogspot.com/2012/07/peran-dan-tanggung-jawab-bidan-dalam.html#ixzz2f21Ojwkx



Selasa, 24 September 2013

KONSELING PADA MENOPOUSE

BAB I
PENDAHULUAN
A.        Latar Belakang
Kadang-kadang apa yang kita inginkan orang lain tahu maksud kita, tetapi pada kenyataannya tidak semua atau orang yang kita harapkan mengerti. Contohnya: seorang ibu hamil 5 bulan dan kehamilannya merupakan yang pertama, ia mencoba meminta sesuatu dengan mengatakan pada suaminya “saya mau mangga”. Dibayangan sang ibu adalah suaminya akan membelikan mangga muda dan ia akan memakan dengan nikmatnya.
Sang ibu berpikir bahwa suaminya akan mengerti dengan mangga yang diinginkannya dan tidak perlu diberitahu mangga yang bagaimana yang harus dibeli sang suami. Kemudian sang suami membelikan mangga dan menyerahkannya. Ibu marah karena suaminya tidak membelikan mangga yang diinginkannya dan mengatakan suami tidak perhatian. Kemudian Suami berpikir apakah saya salah membelikan mangga ya!!  Melihat kejadian di atas, bahwa dalam kehidupan sehari-hari kita sering mempersepsikan apa yang kita inginkan pasti orang lain juga sama persepsinya.Begitu juga jika kita berhadapan dengan pasien maka yang perlu kita tanyakan apakah yang dimaksud pasien sama dengan yang kita pikirkan. Karena persepsi yang salah dapat menyebabkan seseorang menjadi tegang, tidak suka, tidak nyaman dan tidak puas. Untuk itu perlunya kita memahami persepsi agar orang menjadi senang, bahagia dan puas. Dengan demikian, maka menjadi keharusan adanya media yang menjebatani hal tersebut, yaitu komunikasi. Dalam dunia kebidanan dikenal dengan Komunikasi dan Konseling Kebidanan.
B. Rumusan Masalah
1. Bagaimanakah pemahaman para ibu terhadap menopause?
2. Apa saja permasalahan psikologis yang dialami oleh ibu-ibu yang mengalami menopause?
3. Bagaimana hasil konseling Individual dalam meningkatkan kepercayaan ibu-ibu yang mengalami menopause?
C. Tujuan
1. Untuk mengetahui pemahaman para ibu-ibu terhadap menopause.
2 Untuk mengetahui efektifitas pelaksanaan konseling individual terhadap ibu-ibu yang sudah menopause
.

BAB II
PEMBAHASAN
A.     Pengertian Komunikasi dan Konseling
Komunikasi sebagai kata benda (noun), communnication, berarti : (1) pertukaran simbol, pesan-pesan yang sama dan informasi; (2) proses pertukaran antara individu melalui sistem simbol-simbol yang sama; (3) seni untuk mengekspresikan gagasan; dan (4) ilmu pengetahuan tentang pengiriman informasi (Stuart, 1983). 
Beberapa pengertian komunikasi menurut beberapa pakar :
1.      William Albig : komunikasi adalah proses pengoperan lambang-lambang yang berarti antara individu. (Communication is the prosses of transmitting meoninfull symbols between individuals – buku public opinion).
2.      Wilbur Schram : dalam uraiannya “How Communication Work” mengatakan komunikasi berasal dari bahasa latin, yaitu kata communio atau common. Bilamana kita mengadakan komunikasi itu berarti membagikan informasi …. agar si penerima maupun si pengirim sepaham atas suatu pesan tertentu. (communication comes from latin, communio = common when we communication are the sender tuned together for a particular message). Jadi esensi komunikan adalah menemukan dan memadukan si penerima dan si pengirim.
3.      Onong Uchyana Effendy : dalam bukunya komunikasi : teori dan praktik mengatakan, komunikasi hakekatnya adalah proses penyimpanan pikiran atau perasaan oleh komunikator kepada komunikan.
4.      Bennard Berelson dan Gary A. Steinner (1964:527) mendefinisikan komunikasi : ”communication: the transmission of information, ideas, emotions, skills, etc. by the uses of symbol…” (komunikasi adalah transmisi informasi, gagasan, emosi, keterampilan dan sebagainya. Tindakan atau proses transmisi itulah yang biasanya disebut komunikasi).
Dari beberapa pengertian diatas ada dua nilai : (1) informasi, berupa lambang, gambaran –> jadi stimulans; (2) persuasy, proses pemindahan, hendak mencapai satu sasaran sedangkan : pesan atau message adalah wujud dan proses pengoperannya. 

Secara ontologis kebenaran yang hakiki, komunikasi adalah perhubungan atau proses pemindahan dan pengoperan arti, nilai, pesan melalui media atau lambang-lambang apakah itu bahasa lisan, tulisan ataupun isyarat.
Secara aksiologis, komunikasi adalah proses pemindahan pesan dari komunikator kepada komunikan.
Komunikator (stimulus) —— memberikan rangsangan kepada komunikan.
- Sikap, ide, pemahaman, suatu pesan dapat dimengerti baik komunikator dan komunikan. Secara epictomologis, komunikasi bertujuan merubah tingkah laku, merubah pola pikir, atau sikap orang lain. Untuk dapat membangun kebersamaan : mencapai ide yang sama demi satu tujuan yang sama.
Paradigma Lasswell (Haroid D. Laswell) Untuk memahami komunikasi dengan menjawab pertanyaan :
Who says what in which channel yo whom with what effect ?
  Siapa (mengatakan? komunikator, pengirim atau sumber)
  Apa message : pesan, ide, gagasan)
  Dengan saluran mana? (media channel dan sarana)
  Kepada siapa (komunikan, penerima, alamat)
  Dengan hasil/dampak apa? (effect hasil komunikasi)
Dengan demikian dapat disimpulkan bahwa Komunikasi adalah : seni penyampaian informasi (peran, message, ide,sikap atau gagasan) dari komunikator untuk merubah serta permohonan yang dikehendaki komunikator. Jadi proses penyampaian informasi berdaya guna bagi komunikator maupun komunikan.
Konseling merupakan proses pemberian informasi obyektif dan lengkap, dilakukan secara sistematik dengan panduan komunikasi interpersonal, teknik bimbingan dan penguasaan pengetahuan klinik yang bertujuan untuk membantu seseorang mengenali kondisinya saat ini, masalah yang sedang dihadapi, dan menentukan jalan keluar atau upaya mengatasi masalah tersebut. (Saefudin, Abdul Bari : 2002).

Proses pemberian bantuan seseorang kepada orang lain dalam membuat suatu keputusan atau memecahkan suatu masalah melalui pemahaman terhadap fakta-fakta, harapan, kebutuhan dan perasaan-perasaan klien.

Proses melalui satu orang membantu orang lain dengan komunikasi, dalam kondisi saling pengertian bertujuan untuk membangun hubungan, orang yang mendapat konseling dapat mengekspresikan pikiran& perasaannya dengan cara tertentu sesuai dengan situasi, melalui pengalaman baru, mamandang kesulitan objektif sehingga dapat menghadapi masalah dengan tidak terlalu cemas dan tegang.( SCA.C STEERING COOMUTE, 1996).

Jadi konseling kebidanan adalah bantuan kepada orang lain dalam bentuk wawancara yang menuntut adanya komunikasi, interaksi yang mendalam dan usaha bersama antara konselor (bidan) dengan konseli (klien) untuk mencapai tujuan konseling yang dapat berupa pemecahan masalah, pemenuhan kebutuhan ataupun perubahan tingkah laku/ sikap dalam ruang lingkup pelayanan kebidanan”.
B. Komunikasi pada wanita menopause
1. Pengertian Menopause

Menopause adalah berhentinya menstruasi, perubahan dan keluhan psikologis dan fisik makin menonjol, berlangsung sekitar 3-4 tahun pada usia antara 56-60 tahun (Manuaba, 1999:190). Menopause adalah waktu dari kehidupan seorang wanita saat masa haidnya berakhir. Menopause adalah saat terjadinya haid terakhir pada seorang wanita, dimana sekurang-kurangnya telah satu tahun tidak mendapat haid (Suparto,2000:45).

2. Fase-fase menopause

Menurut Hartono (2001:96) fase-fase menopause dibagi empat, yaitu 1 Fase Permulaan (pramenopause) Fase ini sering kali bermula ketika seorang wanita pada usia awal 50-an dan berlangsung selama empat atau lima tahun. 2 Fase Kedua (perimenopause) Fase ini ditandai dengan ketidakteraturan siklus menstruasi dan juga didapati perubahan beberapa fungsi. 3 Fase Ketiga (menopause) Fase ini ditandai dengan berhentinya haid wanita atau wanita mendapatkan haid yang terakhir yang dikendalikan kerja indung telur normal. 4 Fase Keempat (pasca menopause) Masa tidak haid wanita selama 12 bulan setelah menopause.
3. Penyebab dan proses terjadinya menopause

Penyebab menopause adalah “matinya” (burning out) ovarium. Sepanjang kehidupan seksual seorang wanita kira-kira 400 folikel primordial tumbuh menjadi folikel vesikuler dan berovulasi, sementara beratus-ratus dari ribuan ovum bergenerasi. Pada usia 45 tahun hanya tinggal beberapa folikel primordial yang akan dirangsang oleh Folikel Stimulating Hormon (FSH) dan Luteinizing Hormon (LH) dan produksi estrogen dari ovarium berkurang sewaktu jumlah folikel primordial mencapai nol. Ketika produk estrogen turun dibawah nilai kritis, estrogen tidak lagi menghambat produksi akut FSH dan LH, juga tidak dapat menahan lonjakan LH dan FSH ovulasi untuk menimbulkan siklus ovulasi. Sebaiknya FSH dan LH (terutama FSH) di produksi dalam jumlah dibawah nilai kritis untuk jangka waktu yang singkat sesudah menopause tetapi setelah beberapa tahun ketika folikel primordial yang tersisa menjadi atretik, produksi oleh ovarium turun menjadi hampir nol.
Proses menopause terjadi penurunan fungsi indung telur yang mengakibatkan hormon estrogen dan progesteron berkurang dalam tubuh wanita. Kekurangan hormon estrogen ini menyebabkan keluhan-keluhan yang disebut sebagai sindrom defisiensi estrogen (sindrom menopause).
4. Keluhan-keluhan menjelang masa menjelang masa menopause

Menurut Nurdin (2005) bahwa keluhan masa menopause meliputi: 1 Keluhan vasomotorik (penyempitan/pelebaran pembuluh darah) a. Gejala panas (Hot Flushes)
Yaitu timbulnya rasa panas dimuka, leher, dahi, atau kadang-kadang menjalar ke seluruh tubuh, biasanya terjadi pada malam hari. Timbul beberapa saat kira-kira 15 detik-1 menit. b. Vertigo (pusing hebat) Sakit kepala timbul karena terjadi penimbunan air didalam tubuh seperti ketika haid akibatnya ada cairan yang tertahan di otak. c. Keringat banyak pada malam hari d. Rasa edinginan e. Cemas f. Mudah tersinggung g. Libido menurun 2 Keluhan Atrofi Urogenital Perubahan pada epitel vagina terjadi karena perubahan penurunan kadar estrogen.
Gangguan tersebut menyebabkan vagina kering, iritasi, timbulnya keputihan diikuti infeksi, dispareunia dan perdarahan pasca senggama. Keluhan psikiatrik dan neurotic Merasa tertekan, lelah psikis, lelah somatik, susah tidur, merasa ketakutan, konflik keluarga.

5.Perubahan-perubahan tubuh/fisik menjelang masa menopause
Disamping perubahan fisik, menopause juga menimbulkan perubahan secara psikologis. Hal ini terjadi karena produksi hormon estrogen di indung telur tiba-tiba berhenti. Biasanya hal ini ditandai dengan terjadinya rasa panas dalam tubuh (hot flushes), perasaan mudah cemas dan mudah berkeringat. Dalam masa ini wanita menopause sering mengalami depresi (menopausal depression) yang ditandai dengan the emptyness syndrom. Sindrom ini muncul dalam bentuk perilaku yang seringkali berada di luar kontrol dan susah dimengerti oleh lawan interaksinya. Secara psikis sindrom ini terjadi karena wanita kehilangan peran reproduksinya disamping dipengaruhi oleh terjadinya berbagai perubahan yang menimbulkan keluhan-keluhan fisik dan psikologis, seperti terjadi sakit pada punggung dan kepala, badan panas, keringat malam, pikiran kacau, vagina mengering dan menciut dan kulit mulai mengeriput. Keadaan-keadaan tersebut secara psikologis sangat menekan meskipun ada juga wanita yang tidak merasakan apa-apa atau tidak ada keluhan-keluhan fisik saat datangnya menopause.
Bagi seorang wanita, menopause itu sendiri berarti datangnya masa tua. Menopause yang dikenal sebagai masa berakhirnya menstruasi atau haid, sering dianggap momok dalam kehidupan wanita. Masa ini umumnya terjadi pada usia 50-an tahun. Masa ini mengingatkan wanita terhadap proses menjadi tua yang disebabkan oleh organ reproduksinya yang tidak berfungsi lagi. Pada masa menopause ini sel telur tidak diproduksi lagi oleh indung telur yang menyebabkan wanita tidak subur lagi, sehingga tidak dapat hamil. Menopause terjadi dalam masa klimakterium, sebuah masa dimana terjadi peralihan dari fase reproduktif ke fase non-reproduktif. Datangnya menopause sendiri sangat individual (variatif) sifatnya, mamun umumnya berkisar pada umur 48-55 tahun.
Bahwa perubahan tubuh/fisik menjelang menopause meliputi : 1 Perubahan-perubahan organ reproduksi yaitu: Uterus, Uterus mengecil karena atrofi endometrium serta hilangnya cairan dan perubahan bentuk jaringan antar sel. Tuba FallopiiLipatan-lipatan tuba menjadi pendek, menipis, mengkerut dan endosalping menipis dan mendatar serta silia menghilang.
Ovarium Ovarium menciut, terjadi penurunan fungsi ovarium untuk menghasilkan hormon estrogen dan progesteron, berhenti menghasilkan sel. Servik (leher rahim) Mengerut Vagina Terjadi penipisan dinding vagina, kurang elastis, serret/lender vagina mulai menghilang. Vulva Jaringan vulva menipis karena berkurangnya jaringan lemak, kulit menipis. Pembuluh darah berkurang, sering terjadi dispareunia karena mengkerutnya introitus vulva. 2 Perubahan tubuh karena kurang hormon estrogen a. Dasar panggul Kekuatan dan elastisitasnya menghilang sehingga alat kelamin bagian dalam menurun. (Prolapsus uteri). b. Anus Tonus sfingter melemah dan menghilang sering terjadi inkontinensia alvi. c. Vesika urinaria Sfingter melemah dan menghilang d. Kelenjar payudara
Puting susu mengecil, kurang erektil, mamae kendor dan mendatar.3 Perubahan pada elektro genetal a. Adipositas Penyebaran lemak di tungkai, pinggul, perut bagian bawah dan lengan atas. b. Hipertensi Banyak terjadi pada usia 45-70 tahun. c. Hiperkolesterolemi Merupakan faktor utama penyebab arteriosklerosis. d. Arteriosklerosis Yaitu pengapuran dinding pembuluh darah. e. Osteoporosis Proses pematangan sel tulang terhambat, kadar mineral tulang rendah sehingga tulang mudah patah. F. Faktor-faktor yang mempengaruhi gejala menopause Menurut Hartono (2001:101) terdapat empat faktor yang mempengaruhi gejala pada menopause yaitu:
1 Faktor psikis Perubahan-perubahan psikologis maupun fisik ini berhubungan dengan kadar estrogen, gejala yang menonjol adalah berkurangnya tenaga dan berkurangnya gairah, berkurangnya konsentrasi, kecemasan serta timbulnya perubahan emosi.
2 Faktor sosial ekonomi
Keadaan sosial ekonomi mempengaruhi faktor fisik, kesehatan dan pendidikan. Apabila sosial ekonomi baik akan mengurangi beban fisiologis dan psikologis.
3 Faktor budaya dan lingkungan
Pengaruh budaya dan lingkungan sudah dibuktikan sangat mempengaruhi wanita untuk dapat atau tidak dapat menyesuaikan diri dengan fase klimaterium atau menopause.
4 Faktor lain
Wanita yang belum menikah, wanita karir baik yang sudah maupun yang belum berumah tangga akan mempengaruhi keluhan-keluhan yang ringan.

6. Pelaksanaan komunikasi pada wanita menopause dan klimakterium
Pelaksanaan komunikasi pada wanita menopause dan klimakterium ini adalah
(a) pemberian penjelasan tentang pengertian, tanda menopause;
(b) deteksi dini terhadap gangguan yang terjadi pada masa ini;
(c) pemberian informasi tentang pelayanan kesehatan yang dapat dikunjungi;
(d) membantu klien dalam pengambilan keputusan;
(e) pemakaian alat bantu dalam emberian KIE;
(f) melakukan komunikasi dengan pendekatan biologis, psikologis dan sosial budaya.

Prinsip komunikasi pada masa menopause adalah:
(1) fungsi kognitif terdiri dari:
a.       kemampuan belajar (learning),
b.      kemampuan pemahaman (comprehension),
c.       kinerja (performance),
d.       pemecahan masalah (problem solving),
e.       daya ingat (memory),
f.       motivasi,
g.      pengambilan keputusan,
h.      kebijaksanaan.
(2) fungsi afektif, fenomena kejiwaan yang dihayati secara subyektif sebagai sesuatu yang menimbulkan kesenangan atau kesedihan.
(3) fungsi konatif (psikomotor), fungsi psikis yang melaksanakan tindakan dari apa yang diolah melalui proses berpikir dan perasaan ataupun keduanya.



BAB III
PENUTUP
A.    Kesimpulan
1.      Komunikasi adalah seni penyampaian informasi (peran, message, ide,sikap atau gagasan) dari komunikator untuk merubah serta permohonan yang dikehendaki komunikator. Jadi proses penyampaian informasi berdaya guna bagi komunikator maupun komunikan.
2.      konseling kebidanan adalah bantuan kepada orang lain dalam bentuk wawancara yang menuntut adanya komunikasi, interaksi yang mendalam dan usaha bersama antara konselor (bidan) dengan konseli (klien) untuk mencapai tujuan konseling yang dapat berupa pemecahan masalah, pemenuhan kebutuhan ataupun perubahan tingkah laku/ sikap dalam ruang lingkup pelayanan kebidanan”.
3. Pelaksanaan komunikasi pada wanita menopause dan klimakterium ini adalah
(a) pemberian penjelasan tentang pengertian, tanda menopause;
(b) deteksi dini terhadap gangguan yang terjadi pada masa ini;
(c) pemberian informasi tentang pelayanan kesehatan yang dapat dikunjungi;
(d) membantu klien dalam pengambilan keputusan;
(e) pemakaian alat bantu dalam emberian KIE;
(f) melakukan komunikasi dengan pendekatan biologis, psikologis dan sosial budaya.
B.     Saran
Berdasarkan hasil kesimpulan diatas dapat dikemukakan beberapa saran sebagai berikut:
a. Kepada para suami diharapkan dapat memberikan perhatian yang besar terhadap gajala-gejala menopause yang akan dihadapi seorang istri, karena perhatian yang diberikan itu merupakan penghargaan yang tinggi bagi seorang istri. Disamping itu akan menciptakan kepercayaan diri seorang istri.
b. Kepada para para istri diharapkan berusaha terus meningkatkan pemahaman dan selalu bertanya mengenai permasalahan secara psikologis khususnya yang berhubungan dengan menopause.

Daftar Pustaka


Saraswati. 2002.Komunikasi Efektif. Penulis Modul: Jakarta.

Suparyanti, R. 2008. Handout Komunikasi Pada Bayi dan Anak.

 .2008. Handout Komunikasi Terapeutik.

Suryani. 2005. Komunikasi Terapeutik Teori Dan Praktik. Jakarta : EGC.

Tyastuti, dkk., 2008, Komunikasi & Konseling Dalam Praktik Kebidanan, Yogyakarta: Fitramaya.

Uripni, L. 2003. Komunikasi Kebidanan. Jakarta : EGC.

Vardiyansah, 2004, Pengantar Ilmu Komunikasi, Bogor: Ghalia Indonesia.

Wiryanto, DR., 2006, Pengantar Ilmu Komunikasi, Cetakan Ketiga, Jakarta: PT Grasindo.

Persiapan Pemeriksaan Kadar Hemoglobin Darah

                 
BAB I
PENDAHULUAN

A.      Latar Belakang

B.      Rumusan Masalah
Berdasarkan uraian latar belakang diatas, dapat dirumuskan permasalahannya sebagai berikut :
1. Apakah tujuan
persiapan pemeriksaan kadar hemoglobin darah?
2. Bagaimanakah teknik pelaksanaan
pemeriksaan kadar hemoglobin darah?

C. Tujuan
Berdasarkan ura
ian rumusan masalah diatas, tujuan yang hendak kami capai dalam penyusunan makalah ini yaitu :
1. Memberikan pemahaman tentang
persiapan pemeriksaan kadar hemoglobin darah.
2. Menjelaskan mengenai prosedur atau pelaksanaan pemeriksaan kadar hemoglobin darah.



BAB II

PEMBAHASAN


A.    Pengertian Hemoglobin
Hemoglobin merupakan protein yang kaya akan zat besi. Ia memiliki afinitas ( daya gabung ) terhadap oksigen dan dengan oksigen itu membentuk oxihemoglobin di dalam sel darah merah. Melalui fungsi ini maka oksigen dibawa dari paru-paru ke jaringan-jaringan.
B.     Pemeriksaan Kadar Hemoglobin
Saat ini pengukuran kadar hemoglobin dalam darah sudah menggunakan mesin otomatis. Selain mengukur hemoglobin, mesin ini juga dapat mengukur beberapa komponen darah yang lain.
Mesin pengukur akan memecah hemoglobin menjadi sebuah larutan. Hemoglobin dalam larutan ini kemudian dipisahkan dari zat lain dengan menggunakan zat kimia yang bernama sianida. Selanjutnya dengan penyinaran khusus, kadar hemoglobin diukur berdasarkan nilai sinar yang berhasil diserap oleh hemoglobin.
1.      Kadar Normal Hemoglobin
Kadar hemoglobin menggunakan satuan gram/dl. Yang artinya banyaknya gram hemoglobin dalam 100 mililiter darah.
Nilai normal hemoglobin tergantung dari umur pasin :
·         Bayi baru lahir : 17-22 gram/dl
·         Umur 1 minggu : 15-20 gram/dl
·         Umur 1 bulan : 11-15 gram/dl
·         Anak anak : 11-13 gram/dl
·         Lelaki dewasa : 14-18 gram/dl
·         Perempuan dewasa : 12-16 gram/dl
·         Lelaki tua : 12.4-14.9 gram/dl
·         Perempuan tua : 11.7-13.8 gram/dl
2.      Faktor-faktor yang mempengaruhi kesalahan hasil laboratorium
Terdapat 3 faktor utama yang dapat mengakibatkan kesalahan hasil laboratorium yaitu:
1).       Faktor Pra instrumentasi : sebelum dilakukan pemeriksaan.
2).       Faktor Instrumentasi : saat pemeriksaan ( analisa ) sampel.
3).       Faktor Pasca instrumentasi : saat penulisan hasil pemeriksaan
Pra instrumentasi:
Pada tahap ini sangat diperlukan kerjasama antara petugas, pasien dan dokter. Hal ini karena tanpa kerja sama yang baik akan mengganggu/mempengaruhi hasil pemeriksaan laboratorium. Yang termasuk dalam tahapan pra instrumentasi meliputi:
1).       Pemahaman instruksi dan pengisian formulir laboratorium.
            Pada tahap ini perlu diperhatikan benar apa yang diperintahkan oleh dokter dan dipindahkan ke dalam formulir. Hal ini penting untuk menghindari pengulangan pemeriksaan yang tidak penting, membantu persiapan pasien sehingga tidak merugikan pasien dan menyakiti pasien. Pengisian formulir dilakukan secara lengkap meliputi identitas pasien : nama, alamat / ruangan, umur, jenis kelamin, data klinis / diagnosa, dokter pengirim, tanggal dan kalau diperlukan pengobatan yang sedang diberikan.
Hal ini penting untuk menghindari tertukarnya hasil ataupun dapat membantu intepretasi hasil terutama pada pasien yang mendapat pengobatan khusus dan jangka panjang.
2).       Persiapan penderita.
            Puasa
Dua jam setelah makan sebanyak kira2 800 kalori akan mengakibatkan peningkatan volume plasma, sebaliknya setelah berolahraga volume plasma akan berkurang. Perubahan volume plasma akan mengakibatkan perubahan susunan kandungan bahan dalam plasma dan jumlah sel / ul darah.
Obat
Penggunaan obat dapat mempengaruhi hasil pemeriksaan hematologi misalnya : asam folat, Fe, vitamin B12 dll. Pada pemberian kortikosteroid akan menurunkan jumlah eosinofil, sedang adrenalin akan meningkatkan jumlah leukosit dan trombosit. Pemberian transfusi darah akan mempengaruhi komposisi darah sehingga menyulitkan pembacaan morfologi sediaan apus darah tepi maupun penilaian hemostasis. Antikoagulan oral atau heparin mempengaruhi hasil pemeriksaan hemostasis.
Waktu pengambilan
Umumnya bahan pemeriksaan laboratorium diambil pada pagi hari tertutama pada pasien rawat inap. Kadar beberapa zat terlarut dalam urin akan menjadi lebih pekat pada pagi hari sehingga lebih mudah diperiksa bila kadarnya rendah. Kecuali ada instruksi dan indikasi khusus atas perintah dokter. Selain itu juga ada pemeriksaan yang tidak melihat waktu berhubung dengan tingkat kegawatan pasien dan memerlukan penanganan segera disebut pemeriksaan sito. Beberapa parameter hematologi seperti jumlah eosinofil dan kadar besi serum menunjukkan variasi diurnal, hasil yang dapat dipengaruhi oleh waktu pengambilan. Kadar besi serum lebih tinggi pada pagi hari dan lebih rendah pada sore hari dengan selisih 40-100 ug/dl. Jumlah eosinofil akan lebih tinggi antara jam 10 pagi sampai malam hari dan lebih rendah dari tengah malam sampai pagi.
Posisi pengambilan
Posisi berbaring kemudian berdiri mengurangi volume plasma 10 % demikian pula sebaliknya.
Hal lain yang penting pada persiapan penderita adalah menenangkan dan memberitahu apa yang akan dikerjakan sebagai sopan santun atau etika sehingga membuat penderita atau keluarganya tidak merasa asing atau menjadi obyek.

3).       Persiapan alat yang akan dipakai.
Dalam mempersiapkan alat yang akan digunakan selalu diperhatikan instruksi dokter sehingga tidak salah persiapan dan berkesan profesional dalam bekerja.
4).       Cara pengambilan sampel.
Pada tahap ini perhatikan ulang apa yang harus dikerjakan, lakukan pendekatan dengan pasien atau keluarganya sebagai etika dan sopan santun, beritahukan apa yang akan dikerjakan. Selalu tanyakan identitas pasien sebelum bekerja sehingga tidak tertukar pasien yang akan diambil bahan dengan pasien lain. Karena kepanikan pasien akan mempersulit pengambilan darah karena vena akan konstriksi.
5).       Penanganan awal sampel ( termasuk pengawetan ) & transportasi
Pada tahap ini sangat penting diperhatikan karena sering terjadi sehingga ada beberapa hal yang perlu diperhatikan yaitu:
·         Catat dalam buku expedisi dan cocokan sampel dengan label dan formulir. Kalau sistemnya memungkinkan dapat dilihat apakah sudah terhitung biayanya ( lunas ).
·         Jangan lupa melakukan homogenisasi pada bahan yang mengandung antikoagulan.
·         Segera tutup penampung yang ada sehingga tidak tumpah.
·         Segera dikirim ke laboratorium karena tidak baik melakukan penundaan.
·         Perhatikan persyaratan khusus untuk bahan tertentu seperti darah arteri untuk analisa gas darah, harus menggunakan suhu 4-8° C dalam air es bukan es batu sehingga tidak terjadi hemolisis. Harus segera sampai ke laboratorium dalam waktu sekitar 15-30 menit.
·         Perubahan akibat tertundanya pengiriman sampel sangat mempengaruhi hasil laboratorium. Sebagai contoh penundaan pengiriman darah akan mengakibatkan penurunan kadar glukosa, peningkatan kadar kalium. Hal ini dapat mengakibatkan salah pengobatan pasien. Pada urin yang ditunda akan terjadi pembusukan akibat bakteri yang berkembang biak serta penguapan bahan terlarut misalnya keton. Selain itu nilai pemeriksaan hematologi juga berubah sesuai dengan waktu..
Apa artinya bila kadar hemoglobin rendah ?
Kadar hemoglobin dalam darah yang rendah dikenal dengan istilah anemia. Ada banyak penyebab anemia diantaranya yang paling sering adalah perdarahan, kurang gizi, gangguan sumsum tulang, pengobatan kemoterapi dan abnormalitas hemoglobin bawaan.
Apa artinya bila kadar hemoglobin tinggi ?
Kadar hemoglobin yang tinggi dapat dijumpai pada orang yang tinggal di daerah dataran tinggi dan perokok. Beberapa penyakit seperti radang paru paru, tumor  dan gangguan sumsum tulang juga bisa meningkatkan kadar hemoglobin.
Pemeriksaan Hemoglobin
1.        Prinsip
Hemoglobin darah diubah menjadi asam hematin dengan pertolongan larutan HCl, lalu kadar dari asam hematin ini diukur dengna membandingkan warna yang terjadi dengan warna standar memakai mata biasa.
2.   Tujuan
Menetapkan kadar hemoglobin dalam darah.
3.   Alat yang digunakan
a. Hemoglobinometer  ( hemometer ) Sahli yang tediri dari :
-          Gelas berwarna sebagai warna standar.
-          Tabung hemometer dengan pembagian skala putih 2 samapai dengan 22.
-          Pengaduk
-          Pipet Sahli yang merupakan kapiler dan mempunyai volume 20/ml.
-          Pipet pasteur.
-          Tissue / kain kasa / kapas.
b. Reagen
  1. Larutan HCl 0,1 N.
2.      Aquades
Cara Pemeriksaan
  • Tabung hemometer diisi dengan larutan HCl 0,1 N sampai tanda 2.
  • Hisaplah darah kapiler/vena dengan pipet Sahli sampai tepat pada tanda 20ml.Hapuslah kelebihan darah yang melekat pada ujung luar pipet dengan kertas tissue secara hati-hati jangan sampai darah dari dalam pipet berkurang.
  • Masukkan darah sebanyak 20ml ini ke dalam tabung yang berisi larutan HCl tadi tanpa menimbulkan gelembung udara.
  • Bilas pipet sebelum diangkat dengan jalan menghisap dan mengeluarkan HCl dari dalam pipet secara berulang-ulang 3 kali
  • Tunggu 5 menit untuk pembentukan asam hematin.
  • Asam hematin yang terjadi diencerkan dengan aquades setetes demi setetes sambil diaduk dengan batang pengaduk dari gelas samapi didapat warna yang sama dengan warna standar.
  • Minikus dari larutan dibaca.
  • Minikus adalah permukaan terendah dari larutan.
Catatan
Nilai Normal
Laki-laki  : 14 – 18 gram/dl
Wanita     : 12 – 16 gram/dl
Kesalahan yang sering terjadi :
1).   Alat / reagen kurang sempurna yaitu :
-          Volume pipet Hb tidak selalu tepat 20 ml.
-          Warna standar sering sudah pucat.
-          Kadar larutan HCl sering tidak dikontrol.
2).   Orang yang melakukan pemeriksaan :
-          Pengambilan darah kurang baik.
-          Papat gelembung penglihatan pemeriksa tidak normal atau sudah lelah.
-          Intensitas sinar / penerangan kurang.
-          Pada waktu membaca hasil dipermukaan terdapat gelembung udara.
-          Pipet tidak dibilas dengan HCl.
-          Pengenceran tidak baik.



Pemeriksaan Hb Sahli
LESSON PLAN PRAKTEK

Topik Keterampilan        : Melakukan Pemeriksaan Hemoglobin Dengan Metode Sahli
Waktu                : 30 menit
Sasaran/Tujuan               : Setelah mengikuti demonstrasi ini mahasiswa mampu melakukan pemeriksaan hemoglobin menggunakan metode sahli dengan benar dan sesuai standar.

Alat     :  - Tabung sahli
-    Bengkok
-    Jarum steril/lanset
-    Kapas
-    Standar warna
-    Pipet 20 ul
-    Handschoen
-    Pengaduk

Bahan  :  - Darah
-    HCl 1 %
-    Aquadest

Alat Bantu      :   - OHT
-    Flipchart
-    Papan tulis

Petunjuk                :    1. Siapkan alat-alat dan bahan yang diperlukan untuk
pemeriksaan hemoglobin pada ibu hamil
                                   2. Baca dan pelajari lembar kerja atau daftar tilik atau job sheet
                                   3. Ikuti petunjuk instruktur
                                   4. Laporkan hasil kerja setelah melakukan praktek

Keselamatan Kerja   : 1. Pusatkan perhatian pada pemeriksaan dan keselamatan ibu.
                                    2. Letakkan peralatan pada tempat yang mudah dijangkau.
                        3. Pakailah peralatan yang sesuai dengan fungsi dan urutan kerja
                        4. Perhatikan teknik pemeriksaan dan keadaan ibu
                        5. Terapkan sesuai job sheet atau daftar tilik.

Metode Demonstrasi, ada 4 langkah yaitu :
1)      Persiapan
2)      Penyajian
3)      Penerapan/Aplikasi
4)      Evaluasi


I.  PERSIAPAN
Salah satu dari pemeriksaan tersebut adalah pemeriksaan hemoglobin. Tujuan dari pemeriksaan laboratorium ini adalah untuk mendeteksi komplikasi-komplikasi pada kehamilan. Selama kunjungan antenatal seorang bidan harus melakukan pemeriksaan yang didukung oleh riset ilmiah, dimana dengan pemeriksaan ini diharapkan dapat menurunkan angka kematian ibu dan neonatus.
II.          PENYAJIAN
NO
LANGKAH-LANGKAH
KEY POINT

1.



Persiapan
Siapkan peralatan dan bahan yang diperlukan sesuai dengan urutan kegiatan.
      

                   


Pastikan bahan dan alat dalam keadaan dapat digunakan sesuai urutan kerja.

2.
Suruh ibu untuk di kursi yang telah disiapkan

              
Beritahukan pada ibu mengenai apa yang akan dilakukan.
3.
Cuci tangan dengan sabun dan air mengalir dan kemudian pasang handschoen.
   
Sebelum melakukan sesuatu pekerjaan bidan harus teknik pencegahan infeksi
4.
Isi tabung sahli dengan HCl 1 % sampai dengan batas angka 2.
               
·     Gunakan pipet untuk mengisi tabung.
·     HCl 1 % tidak boleh lebih atau kurang dari batas angka 2
5.
Bersihkan jari yang akan ditusuk dengan kapas alkohol.

          
Biarkan sampai alkohol kering.
6.
Tusuk jari dengan menggunakan jarum steril/lancet, bersihkan darah yang pertama keluar dengan kapas kering, tekan jari agar darah lebih banyak keluar.
            
Pada orang dewasa jari yang ditusuk biasanya jari manis atau jari tengah bagian tepi karena pada daerah tersebut banyak mengandung pembuluh darah kapiler dan kurang sensitif.
7.
Gunakan pipet untuk menghisap darah sampai darah mencapai garis biru pada tabung atau 20 mm.
             
Usahakan jangan sampai ada udara yang masuk pada pipet penghisap karena akan mengurangi keakuratan hasil pemeriksaan.
8.
Masukkan darah ke dalam tabung sahli dengan hati-hati sampai semua darah keluar dari pipet.
·    Ujung pipet harus masuk ke dalam larutan HCl 1 %.
·    Masukkan darah secepatnya sebelum membeku
9.
Aduk HCl 1% dan darah sampai benar-benar tercampur.
                          
Warnanya akan berubah kuning kecoklatan.
10.
Masukkan aquadest tetes demi tetes ke dalam tabung sahli, aduk kembali setelah ditetesi sampai warnanya sama dengan warna tabung standar.
                       
Usahakan jangan sampai ada gelembung-gelembung udara dalam tabung sahli saat mengaduk karena akan mempengaruhi pembacaan hasil pemeriksaan.
11.
Lihat ujung/tepi lengkungan paling atas dan baca angka diujung tersebut. Itulah kadar hemoglobinnya.
                           
Lihat pada tempat yang terang atau ada sinar/cahaya.
12.
Catat hasil dan beritahukan pada ibu.
13.
Rapikan alat dan cuci handscoen dalam keadaan dipakai dan buka dalam keadaan terbalik kemudian rendam dalam larutan klorin
14.
Cuci tangan dan keringkan dengan handuk bersih.
         

III.             PENERAPAN
1.      Untuk melakukan demonstrasi, mahasiswa dibagi kedalam beberapa kelompok dan setiap kelompok masing-masing terdiri dari 3 - 4 orang.
2.      Setiap mahasiswa harus mendemonstrasikan secara bergantian dalam kelompok masing-masing dan dibimbing oleh dosen.
3.      Setiap mahasiswa berlatih secara sendiri-sendiri tanpa bimbingan penuh.

IV.             EVALUASI
Dilakukan penilaian terhadap setiap mahasiswa secara individu dan objektif dengan menggunakan daftar tilik sehingga kemampuan mahasiswa benar-benar diketahui.


BAB III
PENUTUP

A.    Kesimpulan

Hemoglobin merupakan protein yang kaya akan zat besi. Ia memiliki afinitas ( daya gabung ) terhadap oksigen dan dengan oksigen itu membentuk oxihemoglobin di dalam sel darah merah. Dengan melalui fungsi ini maka oksigen dibawa dari paru-paru ke jaringan-jaringan. Tujuan pemeriksaan hemoglobin adalah untuk menentukan kadar hemoglobin dalam darah.

B.     Saran

Untuk mengoptimalkan hasil pemeriksaan maka perlu ditingkatkan ketelitian dalam setiap proses pemeriksaan hemoglobin seperti meningkatkan kualitas alat/reagen dan meningkatkan kinerja pemeriksa.




DAFTAR PUSTAKA

Kusyati, Eni. dkk. 2006. Keterampilan dan Prosedur laboratorium. Jakarta. EGC. Hal:267

Perry & potter,1999,fundamental keperawatan,edisi 4.jakarta,ECG


Perry, Anne Griffin. 2005. Buku Saku Keterampilan Dan Prosedur Dasar. Edisi5. Jakarta: EGC