Sabtu, 17 Mei 2014

Konsep Kependudukan di Indonesia

KONSEP KEPENDUDUKAN DI INDONESIA

A.  PENGERTIAN PENDUDUK
Penduduk menurut UU.RI.No. 10 tahun 1992 yaitu orang dalam matranya sebagai pribadi, anggota keluarga, anggota masyarakat, warga negara dan himpunan kuantitas (jumlah) yang bertempat tinggal di suatu tempat dalam batas wilayah negara pada waktu tertentu.
Penduduk adalah semua orang yang mendiami suatu daerah dalam suatu waktu/jangka waktu tertentu. Penduduk dipelajari oleh ilmu kependudukan. Fokus perhatian demografi adalah perubahan beserta komposisi dan distribusi pendukung. Misalnya saja fertilitas, mortalitas, perkawinan, migrasi dan mobilitas sosial. Kelima contoh ini akan terjadi secara terus menerus dan menentukan besar, komposisi dan distribusi penduduk yang bersangkutan. Perubahan-perubahan kependudukan dan faktor-faktor yang mempengaruhinya dipelajari dalam dinamika kependudukan (population dinamics).

B.  DINAMIKA KEPENDUDUKAN
1.    Pengertian
Dinamika penduduk yaitu suatu proses perubahan penduduk secara terus menerus yang mempengaruhi jumlah. Dinamika kependudukan merupakan perubahan kependudukan untuk suatu daerah tertentu dari waktu ke waktu.
2.    Penyebab perubahan penduduk
Dinamika penduduk dipengaruhi beberapa faktor yaitu kelahiran, kematian, perpindahan penduduk serta kondisi sosial ekonomi dan budaya yang berkembang di masyarakat. Dari berbagai penyebab tersebut dapat digolongkan menjadi 2 yaitu penyebab langsung dan tidak langsung.
a.    Penyebab langsung
Penyebab langsung pertumbuhan penduduk adalah faktor-faktor yang mempengaruhi pertumbuhan penduduk secara langsung tanpa melalui variabel antara lain kelahiran, kematian dan perpindahan penduduk.
Hubungan kelahiran, kematian dan migrasi dengan jumlah penduduk :
Berdasarkan faktor-faktor diatas, maka pertambahan penduduk secara sederhana terbagi menjadi :
1)   Pertumbuhan penduduk alami yaitu pertambahan penduduk karena adanya selisih antara kelahiran dan kematian.
2)   Pertambahan penduduk sosial yaitu pertambahan penduduk disebabkan selisih antara kelahiran kematian dan migrasi
b.    Penyebab tidak langsung
Faktor yang mempengaruhi perubahan penduduk secara tidak langsung melalui variabel antara yaitu keadaan sosial ekonomi dan budaya. Menurut King Sley Davis dan Judith Blake, variabel antara yang dapat mempertinggi / menekan fertilitas suatu masyarakat yaitu :
1)   Faktor-faktor yang mempengaruhi kemungkinan oleh hubungan kelamin (inter couse variable)
2)   Faktor-faktor yang mempengaruhi kemungkinan untuk konsepsi (conception variable)
3)   Faktor-faktor yang mempengaruhi kehamilan dan kelahiran selamat (gestation variable)
Usia perkawinan juga akan berpengaruh pada dinamika penduduk, jika perkawinan terjadi pada usia muda maka usia reproduktif yang dialami oleh pasangan usia muda tersebut akan lebih panjang daripada pasangan usia lanjut akibatnya kemungkinan jumlah anak yang dihasilkan oleh pasangan muda akan lebih banyak daripada pasangan usia lanjut.
Status sosial, pekerjaan dan latar belakang pendidikan sedikit banyak berpengaruh pada tinggi rendahnya fertilitas maupun mortalitas dalam suatu masyarakat. Tingkat fertilitas umur lebih rendah pada wanita yang berusia lebih tua yang mempunyai penghasilan lebih rendah. Ini karena tingkat ekonomi masyarakat rendah sehingga secara tidak langsung status sosial ekonomi berpengaruh pada dinamika penduduk

C.  FAKTOR DEMOGRAFI YANG MEMPENGARUHI LAJU PERTUMBUHAN PENDUDUK
Laju pertumbuhan penduduk (Growht Rate)  ditentukan oleh tingkat kelahiran dan tingkat kematian. Tingkat kelahiran kasar (Crude Birth Rate) dan tingkat kematian kasar (Crude Death Rate) masing-masing menunjukkan jumlah kelahiran hidup dan jumlah kematian per 1000 penduduk pertahun.
Dengan demikian ada 4 kemungkinan dari 2 variabel ini :
1.    Tingkat kelahiran tinggi dan tingkat kematian tinggi
2.    Tingkat kelahiran tinggi dan tingkat kematian rendah
3.    Tingkat kelahiran rendah dan tingkat kematian rendah
4.    Tingkat kelahiran rendah dan tingkat kematian tinggi

D.  TRANSISI DEMOGRAFI
Transisi demografi adalah berkembangnya keadaan peralihan penduduk yang semula relatif tetap (stationer) berkembangnya dengan pesat dan akhirnya mencapai tetap (stationer) kembali.
Ada beberapa tahap dalam transisi demografi, yaitu :
1.    TAHAP I
Tingginya tingkat kelahiran diimbangi dengan tingkat kematian yang tinggi pula. Pertumbuhan penduduk tetap atau sedikit
2.    TAHAP II
Kematian turun, tingkat kelahiran masih tetap tinggi, akibatnya laju pertumbuhan penduduk akan naik.
3.    TAHAP III
Terjadi migrasi, usia kawin meningkat, pelayanan dan pemakaian kontrasepsi yang luas, sehingga kematian rendah yang diimbangi oleh kelahiran yang rendah pula. Laju pertumbuhan penduduk akan rendah
Faktor-faktor yang menyebabkan turunnya mortalitas antara lain :
1.    Perkembangan teknologi di bidang pertanian dan perkembangan industri modern / dewasa ini dikenal juga revolusi hijau yang ada pada masyarakat Indonesia ditetapkan sebagai panca usaha di bidang pertanian.
2.    Munculnya pemerintahan yang relatif stabil / mantap yang memungkinkan mantapnya fasilitas penyaluran bahan makanan dan jasa.
3.    Kemajuan sanitasi lingkungan menimbulkan kondisi lingkungan yang sehat.
4.    Kemajuan di bidang kedokteran, gizi, pengobatan dan program-progran kesehatan masyarakat.
Faktor sosial ekonomi yang mempengaruhi mortalitas, didasarkan pada :
1.    Berdasarkan penelitian, kematian di desa pada umumnya lebih rendah dibanding di kota (mutu kehidupan yang lebih sehat di desa)
2.    Pilihan terhadap perkerjaan / profesi yang juga berpengaruh terhadap tinggi rendahnya mortalitas dan lingkungan pekerjaan yang tidak sehat (tambang, pabrik, percetakan, lingkungan berdebu dan sebagainya) meningkatkan mortalitas.
Promortalitas adalah kondisi penentu di dalam sekelompok manusia (keluarga, suku dan sebagainya) yang menyebabkan angka kematian di dalam kelompok tersebut tetap tinggi. Kondisi ini meliputi :
1.    Kondisi subyektif (kondisi, agama, kepercayaan) misalnya berani membela agama (wali sahid) dan membela negara (patriot) berani mati menyongsong maut karena kepercayaan dapat masuk surga / nirwana
2.    Rasa malu (wirang) terdapat di masyarakat membuat orang mau membunuh diri (tekanan sosial) misalnya harakiri di Jepang.
3.    Kondisi obyektif (keadaan alam, ekonomi, sosial dan sebagainya) misal :
a.    Bencana alam banyak menelan korban (banjir, gempa dan sebaginya)
b.    Kelaparan / kekurangan makan karena kegagalan panen atau paceklik
c.    Peperangan
d.   Keracunan akibat polusi (air, tanah, udara)
e.    Ketagihan minuman keras (candu) dan bahan narkotika
f.     Kondisi pendapatan yang rendah, kondisi ini dapat berakibat gawat karena siklus yang terjadi akibat kondisi tersebut (diagram berikut).
Anti mortalitas adalah seluruh kondisi penentu di dalam sekelompok manusia (keluarga, suku dan sebaginya) yang menyebabkan angka kematian di dalam kelompok tersebut menurun). Kondisi ini meliputi :
1.    Kondisi subyektif (tradisi, agama, kepercayaan) misalnya
a.    Larangan terhadap bunuh diri atau membunuh orang lain. Baik berdasarkan agama ataupun hukum negara.
b.    Jangan mudah menyerah dalam hidup.
2.    Kondisi obyektif (kondisi sosial, ekonomi, budaya, politik) misalnya :
a.    Kondisi kehidupan yang lebih menurunkan jumlah kematian bayi hilang atau wabah penyakit.
b.    Kondisi teknologi maju membantu terciptanya kondisi kesehatan, keamanan dan penghindaran terhadap bencana alam
c.    Kondisi pendidikan yang baik menyebar luaskan ilmu dan kesadaran terhadap hidup yang sehat
d.   Kondisi sanitasi yang baik menciptakan lingkungan tempat tinggal yang baik.
Rumus Menghitung Pertumbuhan Penduduk
Pertumbuhan penduduk adalah bertambahnya penduduk yang selalu meningkat setiap tahunnya. Perhitungan pertumbuhan penduduk alami dapat dihitung dengan mengetahui terlebih dahulu angka kelahiran dan kematian. Pertumbuhan penduduk ini dinyatakan dengan persen (%).
Berdasarkan hasil perhitungan yang sudah ada dapat kita ketahui angka kelahiran kasar (CBR) pada propinsi tersebut adalah   sebesar 134 dan angka kematian kasar (CDR) sebesar 91, sedangkan jumlah penduduk adalah 7.584.000 jiwa maka tingkat pertumbuhan penduduk alami wilayah tersebut adalah sebagai berikut.
Pertumbuhan Penduduk =   CBR-CDR × 100%
       = 134 - 91 × 100%
     = 0,43%
Jadi pertumbuhan penduduk alami wilayah tersebut adalah 0,43 %.
Atau rumusnya menghitung pertumbuhan penduduk :
Keterangan lengkap :
- p        =        pertumbuhan penduduk
- l         =        total kelahiran
- m       =        total kematian
- e        =        total emigran atau pendatang dari luar daerah
- i         =        total imigran atau penduduk  yang pergi


E.  Masalah kependudukan di Indonesia
1.      Jumlah dan pertumbuahan penduduk
Orang pertama yang mengemukakan teori mengenai penduduk adalah Thomas Robert melthus yang hidup pada tahun 1886-1824 dalam edisi pertamanya Essay on population tahun 1798 Melthus mengemukakan dua pokok pendapatnya yaitu penduduk seperti bahan makanan adlah penting bagi kehidupan manusia dan nafsu manusia tidak dapat tertahan dan tidak terbatas atas dua hal tersebut dia mengemukakan pendapatnya bahwa pertumbuhan penduduk jauh lebih cepat dari pertumbuhan bahan makanan. Dalil yang dikemukakan Malthus yaitu jumlah penduduk meningkat secara geografis (deret ukur) sedangkan kebutuhan hidup kian meningkat secara alat arit matika (deret hitung), akibatnya pada suatu saat akan terjadi perbedaan yang besar antara jumlah penduduk dan kebutuhan hidup.
Sementara pertumbuhan penduduk di Indonesia berkisar antara 2,15% pertahun hingga 2,49% pertahun. Tingkat pertumbuhan penduduk seperti itu di pengaruhi oleh tiga faktor utama yaitu: kelahiran (fertilitas), kematian (mortalitas), dan perpindahan penduduk (migrasi).
Peristiwa kelahiran di suatu daerah menyebabkan perubahan jumlah dan komposisi penduduk, sedangkan peristiwa kematian  dapat menambah maupun mengurangi jumlah penduduk di suatu daerah. Mengurangi bagi yang di tinggalkan dan menambah bagi daerah yang di datangi. Selain penyebab langsung seperti kelahiran, kematian dan migrasi terdapat penyebab tidak langsung seperti keadaan social,ekonomi, budaya, lingkungan, politik dsb. Pertumbuhan penduduk seperti dikemukakan di atas dapat di katakana terlalu tinggi karena dapat menimbulkan berbagai persoalan. Jadi apabila pertubuhan penduduk di Indonesia tahun 1990 sebesar 2,15% pertahun di perlukan investasi sebesar 2,15 kali 4 sama dengan 8,6% pertahun. Sedangkan tingkat pertumbuhan GNP di Indonesia pda tahun yang sama hanya mencapai 4% pertahun.difisit antara kemampuan dan kebutuhan sebesar 8,6%-4%=4% ditutup pinjaman dari luar negeri. 
2.       Persebaran dan kepadatan penduduk.
Permasalahan yang muncul adalah tidak meratanya kepadatan penduduk antara daerah di Indonesia, secara ekonomi permasalahan yang muncul dari kondisi ini adalah rendahnya produktifitasnya daerah dengan kepadatan penduduk yang rendah.
a.       Stuktur umur penduduk
Umur dan jenis kelamin merupakan karakteristik penduduk utama, pengelompokan penduduk berdasarkan dua karakteristik tersebut selalu di perlukan dalam menganalisis data. Melalui analisis komponen penduduk berdasarka umur dan jenis kelamin disitu daerah atau Negara dapat di hitung berbagi perbandingan atau rasio antara lain rasio jenis kelamin waktu lahir atau sex rasio birth, rasio ibu dan anak (wild women rasio) dan rasio beban ketergantungan (dependenty rasio). Komposisi penduduk di Indonesia termasuk dalam model ekposive atau umur muda mengandung masalah penyediaan lapangan kerja pendidikan dan beban kelompok produktif.
b.      Kelahiran dan kematian
Kelahiran: ukuran tingkat kelahiran yang di gunakan dalam perhitungan proyeksi adalah angka kelahiran total atau total fertility rate (TFR) dan angka kelahiran menurut umur atau age pseciic fertility rate(ASFR) .
Kematian: ukuran tingkat kematian yang di gunakan dalam perhitungan proyeksi adalah angka kematian bayi atay infant mortality rate (IMR), Karena IMR merupakan salah satu indicator yang penting yang mencerminkan derajat kesehatan masyarakat. Di samping itu IMR dapat di pakai sebagai alat monitoring situasi kependudukan sekarang maupun sebagai alat untuk mengidentifikasi kelompok umur penduduk tertentu yang mempunyai resiko kematian tinggi.


DAFTAR PUSTAKA

Abdul Hadis. 2006. Psikologi dalam Pendidikan. Bandung: Alfabeta

Agus Suprijono. 2013. Cooperative Learning. Yogyakarta : Pustaka Pelajar.

BKKBN (2001) Petunjuk teknis Pencatatan dan Pelaporan Pelayanan Kontrasepsi.  BKKBN. Jakarta                

Iskandar. 2009.Psikologi Pendidikan. Cipayung: Gaung Persada (GP ) Press

Mahmud, Drs. M. Dimyati. 1990. Psikologi Pendidikan. Yogyakarta: BPFE

Saifuddin Abdul Bari (2003) Buku panduan Praktis Kontrasepsi. YBPSP. Jakarta

Tika Fardina. 2013. Teori Belajar Humanistik. http://tikafardina.blogspot.com /2013/01/teori-belajar-humanistik.html (Diunduh pada tanggal 11 November 2013)


Uno, M. Pd, Dr. Hamzah. 2006. Orientasi Baru dalam Psikologi Pembelajaran. Jakarta: Bumi Aksara

Tidak ada komentar:

Posting Komentar