1. KONSEP DASAR PERSALINAN
I. Pengertian
Persalinan
·
Persalinan adalah proses pengeluaran hasil
konsepsi (janin dan uri) yang telah cukup bulan atau dapat hidup di luar
kandungan melalui jalan lahir dengan bantuan atau tanpa banduan (Manuaba,1998).
·
Persalinan adalah proses dimana bayi,
plasenta dan selaput ketuban keluar dari uterus ibu (JNPK_KR, 2008).
·
Persalinan adalah proses pergerakan keluar
janin, plasenta, dan membrane dari dalam rahim melalui jalan lahir. ( Bobak,
2006).
·
Persalinan adalah suatu proses pengeluaran
hasil konsepsi yang dapat hidup dari dalam uterus melalui vagina ke dunia luar
(Wiknjosastro, 2005)
·
Persalinan adalah suatu proses perneluaran
hasil konsepsi ( janin dan uri ) yang dapat hidup ke dunia luar dari rahim
melalui jalan lahir atau jalan lain ( Mochtar R, 1998 ).
II. Sebab-Sebab
Mulainya Persalinan
Terjadinya persalinan
disebabkan oleh beberapa teori sebagai berikut :
1. Teori
penurunan hormon
1 – 2 minggu sebelum persalinan di mulai
terjadi penurunan kadar hormone estrogen dan progesterone. Progesterone bekerja
sebagai penenang otot – otot polos rahim dan akan menyebabkan kekejangan
pembuluh darah sehingga timbul his bila kadar progesterone menurun.
2. Teori
penuaan plasenta
Tuanya plasenta menyebabkan menurunnya kadar
estrogen dan progesterone yang menyebabkan kekejangan pembuluh darah hal ini
akan menimbulkan kontraksi rahim.
3. Teori
distensi rahim
Rahim yang menjadi besar dan meregang
menyebabkan iskemia otot – otot rahim, sehingga mengganggu sirkulasi utero –
plasenter.
4. Teori
iritasi mekanik
Di
belakang servik terletak ganglion servikal (fleksus frankenhauser ) Bila
ganglion ini di geser dan ditekan, akan timbul kontraksi uterus.
5. Induksi
partus
Persalinan dapat di timbulkan dengan jalan :
· Ganggang
laminaria : Beberapa laminaria dimasukan kedalam servikalis dengan tujuan
merangsang fleksus frankenhauser.
· Amniotomi
: Pemecahan ketuban
· Oksitosin
drips : Pemberian oksitosin menurut tetesan infuse
· Misoprostol
: Cytotec /gastru
III. Tahapan
Persalinan
Di bagi menjadi 4 kala :
1.
Kala I :
Pada
kala I serviks membuka sampai terjadi pembukaan 10 cm, disebut juga kala
pembukaan. Secara klinis partus dimulai bila timbul his dan wanita tersebut
mengeluarkan lendir yang bersemu darah (bloody show). Lendir yang bersemu darah
ini berasal dari lendir kanalis servikalis karena serviks mulai membuka atau
mendatar. Sedangkan darahnya berasal dari pembuluh-pembuluh kapiler yang berada
di sekitar kanalis servikalis itu pecah karena pergeseran-pergeseran ketika
serviks membuka
Proses
membukanya serviks sebagai akibat his dibagi dalam 2 fase:
1) Fase
laten : Berlangsung selama 8 jam sampai pembukaan 3 cm his masih lemah dengan
frekuensi jarang, pembukaan terjadi sangat lambat
2) Fase
aktif di bagi tiga :
a. Fase akselerasi
lamanya 2 jam pembukaan 3 cm tadi menjadi 4 cm.
b. Fase
dilatasi maxsimal, dalam waktu 2 jam pembukaan berlangsung sangat cepat, dari 4
menjadi 9 cm.
c. Fase
deselerasi, pembukaan menjadi lambat sekali.
Dalam
waktu 2 jam pembukaan dari 9 cm menjadi 10 cm. His tiap 3-4 menit selama 45
detik Fase –fase tersebut di atas dijumpai pada primigravida. Pada
multigravidapun terjadi demikian, akan tetapi fase laten, fase aktif dan fase
deselerasi terjadi lebih pendek. Mekanisme membukanya serviks berbeda antara
pada pada primigravida dan multigravida. Pada primigravida ostium uteri
internum akan membuka lebih dahulu, sehingga serviks akan mendatar dan menipis.
Pada multigravida ostium uteri internum sudah sedikit terbuka. Ostium uteri
internum dan eksternum serta penipisan dan pendataran serviks terjadi dalam
saat yang sama.
Ketuban
akan pecah dengan sendiri ketika pembukaan hampir lengkap atau telah lengkap.
Tidak jarang ketuban harus dipecahkan ketika pembukaan hampir lengkap atau
telah lengkap. Kala I selesai apabila pembukaan serviks uteri telah lengkap.
Pada primigravida kala I berlangsung kira-kira 13 jam, sedangkan multípara
kira-kira 7 jam.
2.
Kala II :
Kala
Pengeluaran. Kala atau fase yang dimulai dari pembukaan lengkap (10cm) sampai
dengan pengeluaran bayi. Setelah serviks membuka lengkap janin akan segera
keluar. His 2-3 x/menit lamanya 60-90 detik. His sempurna dan efektif bila
koordinasi gelombang kontraksi sehingga kontraksi simetris dengan dominasi di
fundus, mempunyai amplitude 40-60mm air raksa berlangsung 60-90 detik dengan
jangka waktu 2-4 menit dan tonus uterus saat relaksasi kurang dari 12 mm air
raksa. Karena biasanya dalam hal ini kepala janin sudah masuk ke dalam panggul,
maka pada his dirasakan tekanan pada otot-otot dasar panggul, yang secara
reflektoris menimbulkan rasa mengedan . Juga dirasakan tekanan pada rectum dan
hendak buang air besar. Kemudian perineum menonjol dan menjadi lebar dengan
anus membuka. Labia mulai membuka dan tidak lama kemudian kepala janin tampak
dalam vulva pada waktu his.
3.
Kala III :
Kala
uri (kala pengeluaran plasenta dan selaput ketuban). Setelah bayi lahir, uterus
teraba keras dengan fundus uteri agak di atas pusat. Beberapa menit kemudian
uterus berkontraksi lagi untuk melepaskan plasenta dari dindingnya. Biasanya
plasenta lepas dalam 6 sampai 15 menit setelah bayi lahir dan keluar spontan
atau dengan tekanan pada fundus uteri. Pengeluaran plasenta disertai dengan
pengeluaran darah.
4.
Kala IV :
Kala
atau fase setelah plasenta dan selaput ketuban dilahirkan sampai dengan 2 jam
post partum.
IV. Tujuan Asuhan Persalinan
Tujuan
asuhan persalinan normal yaitu mengupayakan kelangsungan hidup dan mencapai
derajat kesehatan yang tinggi bagi ibu dan bayinya melalui berbagai upaya yang
terintegrasi dan lengkap serta intervensi minimal sehingga prinsip keamanan dan
kualitas pelayanan dapat terjaga pada tingkat optimal. Dengan pendekatan
pendekatan seperti ini berarti bahwa setiap intervensi yang akan diaplikasikan
dalam asuhan persalinan normal harus mempunyai alasan dan bukti ilmiah yang
kuat tentang manfaat intervensi tersebut bagi kemajuan dan keberhasilan proses
persalinan.
V. Tanda-tanda
Persalinan
Tanda
-tanda persalinan antara lain:
1. Penipisan
dan Pembukaan serviks
Mendekati
persalinan, serviks semakin “matang”. Kalau tadinya selama hamil, serviks masih
lunak, dengan konsistensi seperti pudding dan mengalami sedikit penipisan
(effacement) dan kemungkinan sedikit dilatasi.
Perubahan
serviks diduga terjadi akibat peningkatan intensitas kontraksi Braxton hicks.
Serviks menjadi matang selama periode yang berbeda-beda sebelum persalinan.
Kematangan serviks mengindikasikan kesiapan untuk persalinan. Saat memasuki
persalinan, serviks mengalami penipisan dan pembukaan.
2. Kontraksi
uterus
Kontraksi
uterus yang mengakibatkan perubahan serviks (frekuensi minimal 2 kali dalam 10
menit).
3. Blood
show
Cairan
lender bercampur darah yang keluar melalui vagina.
2. KEBUTUHAN
DASAR SELAMA PERSALINAN
1. Oksigen
Kebutuhan oksigen pada
setiap manusia pada dasarnya sama, yaitu berupa udara yang bersih, jauh dari
polusi, bebas dari asap rokok dan tidak bau. Begitu juga dengan kebutuhan
oksigen pada ibu pada saat persalinan, ibu membutuh ruangan yang bersih,
nyaman, bebas asap rokok, dan tidak bau untuk ketenangan ibu dalam menghadapi persalinan.
Ada dua pernafasan dasar
untuk persalinan yaitu
pernafasan lambat atau pernafasan ringan. Rencanakan pernafasan mana yang
akan digunakan selama persalinan guna membantu relaksasi, menjamin
pasokan oksigen yang memadai, dan memungkinkan anda mengubah pernafasan sebagai
respons terhadap intensitas kontraksi. Akan sangat nyaman bila ibu memulai
dengan pernafasan lambat jika diperlukan pada awal persalinan dan
menggunakannya selama persalinan sepanjang hal itu membantu. Selanjutnya ibu
mungkin ingin menggantinya dengan pernafasan ringan atau salah satu variasi
yang paling enak bagi ibu . maka dari itu hendaknya ibu dapat
menguasai keduanya.
2. Nutrisi
Berdasar hasil penelitian
terdahulu bahwa pemberian makanan padat dengan pasien yang memerlukan
anestesi tidak disetujui. Motilitas, absorpsi dan sekresi asam lambung menurun.
Hal ini dapat menyebabkan makanan dapat tertinggal di lambung sehingga
dapat terjadi aspirasi pneumonia. Namun demikian, kebutuhan akan cairan masih diperbolehkan. Selama persalinan,
ibu memerlukan minum dan sangat dianjurkan minum minuman yang manis dan
berenergi seperti jus.
Sebagian ibu masih
berkeinginan untuk makan selama fase laten persalinan, tetapi memasuki
fase aktif, hanya ingin minum saja.
Pemberian makan dan minum selama persalinan merupakan hal yang
tepat, karena memberikan lebih banyak energi dan
mencegah dehidrasi (dehidrasi dapat menghambat kontraksi/tidak teratur dan kurang efektif). Oleh
karena itu, anjurkan ibu makan dan minum selama persalinan dan kelahiran bayi,
anjurkan keluargaselalu menawarkan makanan ringan dan sering minum pada ibu
selama persalinan. Namun ibu disarankan
untuk tidak mengkonsumsi makanan yang bisa menimbulkan bau yang menyengat
seperti jengkol dan petai.
Makanan yang dianjurkan :
1. Roti
atau roti panggan (rendah serat) yang rendah lemak baik diberi selai ataupun
madu.
2. Sarapan
sereal rendah serat dengan rendah susu.
3. Nasi
tim.
4. Biskuit.
5. Yogurt
rendah lemak.
6. Buah
segar atau buah kaleng.
Minuman yang dianjurkan :
1. Minuman
yogurt rendah lemak.
2. Es
blok.
3. Jus
buah-buahan.
4. Kaldu
jernih.
5. Diluted
squash drinks.
6. Air
mineral.
7. Cairan
olahraga atau cairan isotonic
3. Personal Hygiene
Ibu sangat disarankan untuk menjaga
kebersihan diri menjelang persalinan, manfaatnya antara lain :
-
Dengan mandi dan membersihkan badan, ibu akan
mengurangi kemungkinan adanya kuman yang masuk selama persalinan. Hal ini
mengyrangi terjadinya infeksi sesudah melahirkan.
-
Ibu akan merasa nyaman selama menjalani
proses persalinan.
Saat ini, ibu yang akan melahirkan, tidak di-huknah untuk mengeluarkan tinja.
Saat ini, ibu yang akan melahirkan, tidak di-huknah untuk mengeluarkan tinja.
-
Bulu kemaluan tidak dicukur seluruhnya, hanya
bagian yang dekat anus yang akan dibersihkan, karena hal tersebut akan
mempermudah penjahitan jika ibu ternyata diepisiotomi.
-
4.
Pakaian
Persiapkan pakaian yang
harus dibawa untuk ibu selama persalinan yaitu satu tas yang berisi
perlengkapan yang dibutuhkan untuk dibawa ketempat persalinan. Dan tas tersebut
hendaknya diletakan di tempat yang mudah diambil atau letakkan langsung dalam
kendaraan yang nantinya akan dipergunakan untuk pergi ke rumah sakit
atau tempat bersalin. Lalu berilah informasi yang telah dilakukan tadi kepada
orang disekitar yang mungkin pada saat persalinan nanti akan membantu atau
terlibat dalam persiapan menuju tempat persalinan.
Kebutuhan ibu dan bayi hendaknya sudah
dilengkapi semejak usia kehamilan 36 minggu, karena mulai dari kehamilan 36
minggu ibu bisa saja tiba-tiba berssalin.
Isi tas yang harus disiapkan:
a. Buku
kia
b. 2 helai
sarung untuk proses persalinan.
c. 2
helai gutita ibu
d. 2 baju
menyusui / baju kancing didepan
e. 2
celana panjang hamil.
f. 1
pak pembalut bersalin
g. 2 bh
menyusui
h. Celana
dalam
i. Popok
bayi
j. 1
stel baju pulang, perlu diingat badan ibu terlihat seperti ibu hamil
5-6 bulan jadi baju yang disiapkan adalah baju yang sesuai
k. Bedong
bayi
l. Topi
bayi
m. Selimut bayi
n. Sepasang
sarung tangan dan kaki bayi.
o. Perlengkapan
mandi
p. Kosmetik
5.
Eliminasi
Pemenuhan kebutuhan
eliminai selama persalinan perlu difasilitasi
agar membantu kemajuan persalinan dan pasien merasa
nyaman. Oleh karena itu, anjurkan ibu untuk bereliminasi secara spontan minimal
2 jam sekali selama persalinan, apabila tidak mungkin
dapat dilakukan kateterisasi.
Pengaruh kandung kemih penuh selama persalinan,
sebagai berikut:
1. Menghambat
penurunan bagian terendah janin,
terutama bila berada di atas spina isciadika;
2. Menurunkan
efisiensi kontraksi uterus
3. Menimbulkan nyeri yang tidak perlu
4. Meneteskan urin selama kontraksi yang kuat pada kala II
5. Memperlambat kelahiran plasenta
6. Mencetuskan perdarahan pasca
persalinan dengan menghambat kontraksi uterus.
Rectum yang penuh akan
mengganggu penurunan bagian terbawah janin, namun bila ibu mengatakan ingin
BAB, bidan harus memastikan kemungkinan adanya tanda dan gejala masuk pada kala
II.
6.
Mobillasi, Body Mekanik
Selama menunggu persalinan
dimulai, ibu diperbolehkan untuk berjalan-jalan disekitar tempat
bersalin. Persalinan merupakan peristiwa yang normal,
tanpa disadari dan mau tidak mau harus berlangsung. Selama persalinan,
pemilihan posisi dapat membantu ibu tetap tenang dan rileks. Oleh karena itu,
berikan pilihan posisi persalinan yang aman dan nyaman. Tidur terlentang tidak perlu ibu lakukan terus menerus selama persalinan, ibu
dapat berdiri dan
jalan-jalan. Memberikan suasana yang nyaman dan tidak menunjukkan ekspresi yang
terburu–buru akan memberikan kepastian pada ibu.
Posisi meneran adalah
posisi yang nyaman bagi ibu bersalin. Ibu bersalin dapat berganti posisi secara
teratur selama persalinan kala I, karena hal ini sering kali mempercepat
kemajuan persalinan dan ibu mungkin merasa dapat meneran secara efektif pada
posisi tertentu yang bisa menjadikan ibu merasa nyaman.
Tujuan :
Memberikan kenyamanan dalam
proses persalinan
Mempermudah atau memperlancar
proses persalinan dan kelahiran bayi.
Mempercepat kemajuan persalinan
Keuntungan dan manfaat posisi meneran bagi
ibu bersalin :
Mengurangi rasa sakit dan
kettidak nyamanan
Lama kala II lebih pendek
Laserasi perineum lebih sedikit
Menghindari persalinan yang
harus ditolong dengan tindakan.
Adapun posisi persalinan dapat
dilakukan :
1.
Duduk atau setengah duduk
Alasan:
mempermudah bidan untuk
membimbing kelahiran kepala bayi dan mengamati/mensupport perineum.
2. Posisi
merangkak
Alasan:
baik untuk persalinan dengan punggung
yang sakit, membantu bayi melakukan rotasi dan meminimalkan
peregangan pada perineum.
3. Posisi
berjongkok/berdiri
Alasan:
membatu penurunan kepala bayi dan memperbesar ukuran panggul yaitu menambah 28% ruang outletnya,
memperbesar dorongan untuk meneran (bisa memberi kontribusi pada laserasi perineum).
4. Posisi
berbaring miring ke kiri
Alasan:
memberi rasa santai bagi ibu yang letih, memberi oksigenasi yang baik
bagi bayi dan membantu mencegah
terjadinya laserasi.
5. Berdiri
, berjalan dan bersandar
Alasan
: efektif membantu stimulasi kontraksi uterus, membantu penurunan kepala bayi,
mengurangi rasa nyeri.
Selama persalinan tidak
dianjurkan posisi litotomi, karena dapat menyebabkan hipotensi yang berakibat
ibu bisa pingsan dan hilangnya oksigen bagi bayi,
menambah rasa sakit,
memperlama proses persalinan,
ibu sulit melakukan pernafasan, sulit buang air kecil,
membatasi gerakan ibu, ibu merasa tidak berdaya, proses meneran
menjadi lebih sulit, menambah kemungkinan laserasi padaperineum dan menimbulkan kerusakan saraf pada
kaki dan punggung.
Pengurangan rasa sakit :
Menurut Varney’s Midwifery, sebagai berikut:
1. Adanya
seorang yang dapat mendukung dalampersalinan;
2. Pengaturan
posisi;
3. Relaksasi
dan latihan pernafasan;
4. Istirahat dan privasi;
5. Penjelasan
mengenaiproses/kemajuan/prosedur
yang akan dilakukan;
6. Asuhan
diri; dan
7. Sentuhan
Menurut
Penny Simpkin, cara pengurangan sakitdapat
dilakukan dengan mengurangi rasa sakitlangsung
dari sumbernya, memberikan rangsangan alternatif yang kuat dan mengurangi
reaksi mental negatif, emosional dan reaksi fisik.
Adapun secara umum, teknik pengurangan rasa sakit,
meliputi:
1. Kehadiran
pendamping yang terus-menerus,sentuhan yang nyaman dan dorongan dari orang
yang mendukung;
2. Perubahan posisi dan pergerakan;
3. Sentuhan dan masase;
4. Counterpressure (mengurangi
tegangan padaligamen sacroiliaca);
5. Pijatan
ganda pada panggul;
6. Penekanan
pada lutut;
7. Kompres hangat dan dingin;
8. Berendam;
9. Pengeluaran suara;
10. Visualisasi dan pemusatan
perhatian; dan
11. Mendengarkan musik.
7.
Persiapan Laktasi
Laktasi atau menyusui
merupakan suatu cara memberikan makanan ideal bagi pertumbuhan dan
perkembangan bayi yang sehat serta mempunyai pengaruh biologis dan kejiwaan
yang unik terhadap kesehatan ibu dan anak. Zat-zat anti infeksi yang
terkandung dalam air susu ibu (ASI) membantu melindungi bayi terhadap penyakit.
Tumbuh kembangan anak
sangat dipengaruhi oleh makanan atau kandungan gizi yang dikonsumsinya baik
dalam kandungan maupun setelah lahir. Tumbuh kembang seorang merupakan hak anak
tersebut yang harus di penuhi oleh orang tuanya.
Persiapan laktasi diantaranya :
1. Kebutuhan
gizi bagi ibu yang akan menyusui
Masa persiapan menyusui sudah harus dimulai
ketika hamil. Kepada calon ibu perlu diberitahu kalau untuk menyusui dia harus
mempunyai gizi yang cukup agar pertumbuhan bayinya berkembang secara baik.
Penambahan akan kalori sepanjang 3 bulan
pertama pasca partum akan meningkatkan efisiensi konversi energi yang
terakandung dalam makanan menjadi energi susu. Tamabahan nutrien lain dalam
sehari bagi ibu menyusui adalah protein sebanyak 50 gr, kalsium 0,5-1 gr, zat
besi 20 mg, vitamin c 10 mg, vitamin B1 1,3 mg, vitamin B2 1,3
mg, dan air 8 gelas sehari.
Penambahan kalori yang
dibutuhkan dalam 6 bulan pertama masa menyusui sekitar 2090 kk/hari
Faktor yang mempengaruhi proses laktasi :
a. Pengaruh
makanan erat kaitannya dengan volume ASI yang diproduksi per hari.
b. Protein,
dengan adanya variasi individu maka diajnurkan penambahan 15-20 gr
protein/hari.
c. Suplemen,
jika makanan sehari seimbang, suplementasi tidak diperlukan kecuali jika
kekurangan satu atau lebih zat gizi.
2. Perawatan
payudara ibu
Agar sesudah persalinan pembentukan ASI
lancar dan tidak akan terjadi kesukaran cara perawatannya :
Perawatan buah dada hendaknya
telah dimulai pada kehamilan empat bulan.
Setiap kali pada waktu mandi,
buah dada dicuci dengan sabun dan puting susu dibersihkan.
Bila terdapat puting yang
mendatar/masuk kedalam, dengan ujung jari puting ditarik-tarik keluar agar pada
akhirnya dapat menonjol keluar sehingga mudah ditangkap oleh bayi.
Sesudah hamil delapan bulan,
pengurutan buah dada dengan jari tangan kearah puting susu, gunanya untuk
membersihkan saluran susu sehingga mengurangi bendungan air susu sesudah
bersalin.
Payudara ibu hendaknya dibersihkan sebelum
persalinan dimulaui, dan ibu dianjurkan untuk tidak menggunakan bra. Hali itu
karena setelah melahirkan akan langsung di lakukan IMD (Inisiasi Menyusui
Dini). Yang mana IMD berguna untuk menstabilkan pernafasan bayi,
mengendalikan suhu tubuh, menghindari infeksi, bayi juga bisa langsung
mendapatkan kolustrum .
8.
Istirahat/Tidur
Istirahat dan tidur
merupakan kebutuhan dasar yang mutlak harus dipenuhi oleh semua orang. Dengan
istirahat dan tidur yang cukup, tubuh dapat berfungsi secara optimal. Istirahat
dan tidur sendiri memiliki mana yang berbeda setiap manusia. Secara
umum, istirah merupakan suatu keadaan tenang, rileks, tanpa tekanan emosional,
dan bebas dari perasaan yang gelisah. Jadi, beristirahat bukan berarti tidak
melalukakn aktivitas sama sekali, berjalan-jalan ditaman juga bisa dikatakan
beristirahat. Sedangkan tidur merupakan status perubahan kesadaran ketika
presepsi dan reaksi suatu individu terhadap lingkungan yang menurun.
Ibu membutuhkan istirahat dan tidur sebelum dan sesudah persalinan untuk
menenangkan diri maupun mempersiapkan tenaga.
9. Persiapan Persalinan Dan Kelahiran Bayi
1. Persiapan
Persalinan
a. Tempat
melahirkan
Tempat
melahirkan hendaknya disesuaikan dengan jarak tempuh dari rumah untuk memperkirakan
waktu sampai ke rumah sakit. Perhatikan kepadatan lalu lintas paada jam-jam
tertentu sehingga anda dapat mempersiapkan jalur alternative untuk cepat sampai
ke rumah sakit. Prosedur masuk, fasilitas yang ada , biaya persalianan, lokasi
kamar bersalin harusnya sudah diketahui agar dalam keadaan darurat mempercepat
sampai ke tujuan. Tempat plasenta harus sudah direncanakan dimana plasenta akan
diurus, apakah dirumah atau di tempat bersalin. Namun biasanya sudah disiapkan
ditempat persalinan.
b. Kebersihan
diri dan aktivitas yang dapat dilakuakan menjelang persalianan
Ibu
sangat disarankan untuk menjaga kebersihan diri menjelang persalinan, yangmana
manfaatnya yaitu untuk :
Dengan
mandi dan membersihkan badan, ibu akan mengurangi kemungkinan adanya kuman yang
masuk selama persalinan. Tujuannya yaitu untuk mengurangi terjadinya infeksi
sesudah melahirkan.
Ibu
akan merasa nyaman selama menjalani proses persalinan
Saat
ini ibu akan melahirkan dan tidak dihuknah untuk
mengeluarkan tinja, dan bulu kemaluan ibu juga dicukur seluruhnya namun
hanya bagian dekat anus karena hal tersebut akan mempermudah proses
penjahitan.
Selama
menunggu persalinan dimulai, ibu diperbolehkan untuk berjalan-jalan disekitar
tempat bersalin. Persalinan merupakan peristiwa
yang normal,
tanpa disadari dan mau tidak mau harus berlangsung. Dan ibu diperbolehkan untuk
makan makanan ringan dan disarankan untuk tidak mengkonsumsi makanan
yang bisa menimbulkan bau menyengat seperti jengkol dan petai.
c. Hindari
kepanikan dan ketakutan
Beri
ibu penjelasan bahwa setelah melahirkan ini ibu akan mempunyai buah ahti yang
didami saat-saat persalinan dengan baik dan lebih siap. Dukungan dari
orang-orang terdekat , perhatian dan kasih saying tertentu akan membantu
memberikan ibu semangat untuk ibu.
d. Persiapan
kebutuhan untuk persalinan
Perkiraan
jarak antar rumah dengan rumah sakit seta lalu lintas yang harius dilalui jika
akan atur jadwal berpergian jauh.
Persiapan
baju ganti (gunakan baju yang nyaman dan menyerap keringat)
Radio
tape, CD atau alat music lainnya yang bisa menenangkan.
Bantal.
Untuk
Ayah :
Jam
tangan
Kartu
atau kunjungan pemeriksaan kehamilan, KTP (suami-istri, beserta foto kopinya)
Alat
mandi : sikat gigi, odol, sisir, dll.
Kertas,
pensil, buku, majalah untuk membaca.
No.
telp saudara atau teman.
Untuk
Ibu, setelah melahirkan :
Baju
atau gaun yang dapat dibuka dari depan (berkancing di depan) agar dapat
menyusui.
Kosmetik
Bra
yang sesuai
Makanan
ringan yang disukai
Baju
untuk pulang, perlu diingat badan ibu akan terlihat seperti hamil 5 - 6 bulan,
jadi siapkan baju yang sesuai.
Untuk
Bayi :
Kain flannel beberapa buah (3 - 4 buah)
Pakaian
bayi, 2 pasang (siapkan 2 ukuran)
Popok,
dapat menggunakan popok kain atau popok sekali pakai.
Sarung
tangan, sarung kaki, topi (penutup kepala)
Bedak,
minyak angin
Selimut
untuk membungkus bayi selama di perjalanan pulang.
2. Persiapan
kelahiran bayi
Bekerja
sama antara ibu, keluarga dan masyarakat dalam mempersiapkan atau
merencanakan persalinan sangatlah penting, jika terjadi komplikasi
secara tiba-tiba. Karena dengan kerja sama itu dapat dilakuakan tindakan segera
dan asuhan yang diberikan oleh bidan dapat dipahami dan dilajalankan bersama.
Agar persiapan kelahiran bayi dapat berjalan dengan baik.
10.
Memantau Kesejahteraan Janin
Untuk
memantau kesejahteraan janin, alat cardiotografi (CTG) dapat digunakan.
Pemeriksaan umumnya dapat dilakukan pada usia 7 – 9 bulan dan pada saat
persalinan. Dari pemeriksaan (CTG) dapat diperoleh irama DJJ, gerakan janin dan
kontraksi rahim. Apabila terjadi kemungkinan terjadi masalah maka dokter akan
melakukan NST (Non Stop Tes), memberikan infuse oksitosin untuk mempercepat
kontraksi rahim dan melakukan tindakan segera.
Selain
itu dilakukan pengukuran TFU maupun tanda gejala gangguan fisik pada iibu
seperti hhipertensi, perdarahan pervaginam dll. USG dan KTG juga bisa dilakukan
pada janin untuk menilai keadaan fisik janin. Alat USG real time dengan
resolusi tinggi dapat digunakan untuk menilai perilaku janin, fungsi
janin, marfologi dan morfometri janin, plasenta, tali pusat dan cairan amnion.
Penilaian fungsi hemodinamika uterus, plasenta, janin dapat dilakukan dengan
USG Doppler berwarna. Belakangan ini telah dikembangkan USG 3 dimensi yang
bermanfaat untuk mempelajari morfologi dan hemodinamik janin dengan lebih mudah dan
akurat. Sedangkan KTG berguna untuk mendeteksi secara dini adanya
hipoksia janin dan keausannya.
11.
Ketidak Nyamanan Dan Cara Mengatasinya
Selama
proses persalinan banyak hal yang membuat ibu menjadi tidak nyaman. Salah
satunya yaitu factor lingkungan tempat bersalinan yang tidak nyaman sehhingga
ketenangan ibu terganggu. Dan juga karena adanya rasa nyeri dan sakit yang
dirasakan ibu menjelang persalinan maupun saat persalinan berlangsung. Namun
ada beberapa cara yang bisa mengatasi rasa ketidaknyamanan ibu tersebut dari
beberapa segi , yaitu dengan cara :
1. Lingkungan
Untuk mengatasi rasa ketiknyaman ibu,
lingkungan tempat melahirkan itu damai dan tenang, lampu redup, privasi yang
terjaga, suhu kamar yang hangat dan penuh rasa cinta dan music yang
mengalun lembut
2. Fisik
Untuk menghilangkan rasa nyeri ibu bisa
berjalan-jalan sebelum proses persalinan dimulai, menggoyang-goyangkan panggul,
dan mengatur posisi bantal yang sesuai
3. Sentuhan
Ibu yang diberi sentuhan dan pijatan lembut
akan lebih tenang dalam menghadapi proses persalinan.
12.
Tanda Bahaya Dalam Persalinan
Selama mas kehamilan ibu dianjurkan sering
melakukan pemeriksaan kehamilan yang berguna untuk mengetahui masalah yang
terjadi baik pada ibu maupun pada janin. Dengan sering melakukan pemeriksaan
kehamilan ibu dan mengetahui tanda-tanda bahaya kehamilan dan persalinan yang
harus segera ditindak lanjuti. Adapun tanda-tanda bahaya dam persalinan yaitu :
1. Bayi
tidak lahir dalam 12 jam sejak teras mulas.
Persalinan berlangsung sejak ibu mulai merasa
mulas sampai kelahiran bayi. Persalinan tersebut biasanya berlangsung kurang
dari 12 jam. Ibu yang melahirkan anak pertama. Bila bayi belum lahir lebih dari
12 jam sejak mulainya mulas, maka persalinan tersebut terlalu lama. Perlu
dilakukan tindakan, ibu perlu mendapat pertolongan di rumah sakit untuk
menyelamatkan janin dan mencegah terjadinya perdarahan atau infeksi pada ibu.
2. Keluar
darah dari jalan lahir sebelum melahirkan
Jika keluar darah banyak sebelum bayi lahir
ibu harus segera diberi pertolongan, karena ibu bisa kekurangan darah. Biasanya
perdarah disebabkan oleh plasenta yang telah terlepas (solusio plasenta) dan
plasenta previa.
3. Tali
pusat / tangan dan kaki terlihat pada jalan lahir.
Jika hal itu terjadi proses persalinan harus
diatasi oleh tenaga ahli.
4. Tidak
kuat mengenjan
Saat persalinan ibu membutuhkan tenaga yang
banyak, untuk itu membutuhkan asupan energy yang banyak. Jika ibu suadah tidak
kuat lagi mengejan, ibu memerlukan tindakan segera seperti vakum dan forseb.
5. Mengalami
kejang-kejang
Ibu yang mengalami kejang-kejanga yaitu ibu
yang mengalami eklamsia yang dapat menimbulkan kematian baik pada ibu maupun
bayi.
6. Air
ketuban keluar dari jalan lahir sebelum terasa mulas
Normalnya ketuban pecah beberapa saat sebelum melahirkan.
Jika sebelum tanggal perkiraan persalinan ibu telah merasa keluarnya cairan
dalam jumlah banyak dari kemaluan (pecahnya ketuban), segeralah
pergi ketenaga kesehatan , karena ketuban pecah dini meningkatkan
resiko terjadinya infeksi.
7. Air
ketuban keruh dan berbau
Jika air ketuban keruh dan bau itu merupakan
tanda bahaya yang dapat membahayakan keadaan bayi, maka dari itu bayi harus
segera di lahirkan.
8. Setelah
bayi lahir, plasenta tidak keluar
Jika bayi telah lahir, namun plasenta belum
keluar selama 30 menit maka plasenta harus segera dikeluar secara manual.
9. Gelisah
atau mengalami kesakitan yang hebat
Ibu yang mengalami gellisah dan kesakitan
harus diberi dukungan baik dari tenaga kesehatan maupun keluarga.
10. Keluar darah banyak ketika
bayi lahir.
Jika terjadi perdarahan , berarti ada
perlukaan yang terjadi, jadi harus diatasi agar tidak terjadi infeksi dan
perdarahan yang hebat.
DAFTAR PUSTAKA
Arisman. 2004. Gizi Dalam Daur Kehidupan, Buku
Ajar Ilmu Gizi. Palupy Widyastuti : Jakarta.
http://bidanku.com/index.php?/persiapan-persalian#ixzz2FTE9R8LJ.
http://bidanku.com/index.php?/tanda-bahaya-pada-kehamilan-persalinan-dan
nifas#ixzz2FTFXdK00
http://elfallife.blogspot.com/2012/05/persiapan-persalinan-dan-kelahiran-bayi.html
http://nutrisiuntukbangsa.org/persiapan-dan-tanda-bahaya-persalinan/
Soetjiningsih, DSAK. 1997. ASI Petunjuk Untuk
Tenaga Kesehatan, Buku Kedokteran. ECG : Jakarta.
Sulistyawati, Ari. 2009. Buku Ajar Asuhan
Kebidanan pada Ibu Nifas. Andi : Yogyakarta
Yanti. 2010. Buku Ajar Asuhan Kebidanan Persalinan.
Pustaka Rihama : Yogyakarta