Kamis, 31 Oktober 2013

KONSEP DASAR DAN KEBUTUHAN DASAR PERSALINAN


1. KONSEP DASAR PERSALINAN
I.      Pengertian Persalinan

·         Persalinan adalah proses pengeluaran hasil konsepsi (janin dan uri) yang telah cukup bulan atau dapat hidup di luar kandungan melalui jalan lahir dengan bantuan atau tanpa banduan (Manuaba,1998).
·         Persalinan adalah proses dimana bayi, plasenta dan selaput ketuban keluar dari uterus ibu (JNPK_KR, 2008).
·         Persalinan adalah proses pergerakan keluar janin, plasenta, dan membrane dari dalam rahim melalui jalan lahir. ( Bobak, 2006).
·         Persalinan adalah suatu proses pengeluaran hasil konsepsi yang dapat hidup dari dalam uterus melalui vagina ke dunia luar (Wiknjosastro, 2005)
·         Persalinan adalah suatu proses perneluaran hasil konsepsi ( janin dan uri ) yang dapat hidup ke dunia luar dari rahim melalui jalan lahir atau jalan lain ( Mochtar R, 1998 ).

II.    Sebab-Sebab Mulainya Persalinan

Terjadinya persalinan disebabkan oleh beberapa teori sebagai berikut :
1.      Teori penurunan hormon
1 – 2 minggu sebelum persalinan di mulai terjadi penurunan kadar hormone estrogen dan progesterone. Progesterone bekerja sebagai penenang otot – otot polos rahim dan akan menyebabkan kekejangan pembuluh darah sehingga timbul his bila kadar progesterone menurun.
2.      Teori penuaan plasenta
Tuanya plasenta menyebabkan menurunnya kadar estrogen dan progesterone yang menyebabkan kekejangan pembuluh darah hal ini akan menimbulkan kontraksi rahim.
3.      Teori distensi rahim
Rahim yang menjadi besar dan meregang menyebabkan iskemia otot – otot rahim, sehingga mengganggu sirkulasi utero – plasenter.
4.      Teori iritasi mekanik
Di belakang servik terletak ganglion servikal (fleksus frankenhauser ) Bila ganglion ini di geser dan ditekan, akan timbul kontraksi uterus.
5.      Induksi partus
Persalinan dapat di timbulkan dengan jalan :
·       Ganggang laminaria : Beberapa laminaria dimasukan kedalam servikalis dengan tujuan merangsang fleksus frankenhauser.
·         Amniotomi : Pemecahan ketuban
·         Oksitosin drips : Pemberian oksitosin menurut tetesan infuse
·         Misoprostol : Cytotec /gastru


III.  Tahapan Persalinan

Di bagi menjadi 4 kala :
1.        Kala I :

Pada kala I serviks membuka sampai terjadi pembukaan 10 cm, disebut juga kala pembukaan. Secara klinis partus dimulai bila timbul his dan wanita tersebut mengeluarkan lendir yang bersemu darah (bloody show). Lendir yang bersemu darah ini berasal dari lendir kanalis servikalis karena serviks mulai membuka atau mendatar. Sedangkan darahnya berasal dari pembuluh-pembuluh kapiler yang berada di sekitar kanalis servikalis itu pecah karena pergeseran-pergeseran ketika serviks membuka
Proses membukanya serviks sebagai akibat his dibagi dalam 2 fase:
1)    Fase laten : Berlangsung selama 8 jam sampai pembukaan 3 cm his masih lemah dengan frekuensi jarang, pembukaan terjadi sangat lambat
2)      Fase aktif di bagi tiga :
a.    Fase akselerasi lamanya 2 jam pembukaan 3 cm tadi menjadi 4 cm.
b.  Fase dilatasi maxsimal, dalam waktu 2 jam pembukaan berlangsung sangat cepat, dari 4 menjadi 9 cm.
c.     Fase deselerasi, pembukaan menjadi lambat sekali.
Dalam waktu 2 jam pembukaan dari 9 cm menjadi 10 cm. His tiap 3-4 menit selama 45 detik Fase –fase tersebut di atas dijumpai pada primigravida. Pada multigravidapun terjadi demikian, akan tetapi fase laten, fase aktif dan fase deselerasi terjadi lebih pendek. Mekanisme membukanya serviks berbeda antara pada pada primigravida dan multigravida. Pada primigravida ostium uteri internum akan membuka lebih dahulu, sehingga serviks akan mendatar dan menipis. Pada multigravida ostium uteri internum sudah sedikit terbuka. Ostium uteri internum dan eksternum serta penipisan dan pendataran serviks terjadi dalam saat yang sama.

Ketuban akan pecah dengan sendiri ketika pembukaan hampir lengkap atau telah lengkap. Tidak jarang ketuban harus dipecahkan ketika pembukaan hampir lengkap atau telah lengkap. Kala I selesai apabila pembukaan serviks uteri telah lengkap. Pada primigravida kala I berlangsung kira-kira 13 jam, sedangkan multípara kira-kira 7 jam.

2.        Kala II :

Kala Pengeluaran. Kala atau fase yang dimulai dari pembukaan lengkap (10cm) sampai dengan pengeluaran bayi. Setelah serviks membuka lengkap janin akan segera keluar. His 2-3 x/menit lamanya 60-90 detik. His sempurna dan efektif bila koordinasi gelombang kontraksi sehingga kontraksi simetris dengan dominasi di fundus, mempunyai amplitude 40-60mm air raksa berlangsung 60-90 detik dengan jangka waktu 2-4 menit dan tonus uterus saat relaksasi kurang dari 12 mm air raksa. Karena biasanya dalam hal ini kepala janin sudah masuk ke dalam panggul, maka pada his dirasakan tekanan pada otot-otot dasar panggul, yang secara reflektoris menimbulkan rasa mengedan . Juga dirasakan tekanan pada rectum dan hendak buang air besar. Kemudian perineum menonjol dan menjadi lebar dengan anus membuka. Labia mulai membuka dan tidak lama kemudian kepala janin tampak dalam vulva pada waktu his.


3.        Kala III :

Kala uri (kala pengeluaran plasenta dan selaput ketuban). Setelah bayi lahir, uterus teraba keras dengan fundus uteri agak di atas pusat. Beberapa menit kemudian uterus berkontraksi lagi untuk melepaskan plasenta dari dindingnya. Biasanya plasenta lepas dalam 6 sampai 15 menit setelah bayi lahir dan keluar spontan atau dengan tekanan pada fundus uteri. Pengeluaran plasenta disertai dengan pengeluaran darah.

4.        Kala IV :

Kala atau fase setelah plasenta dan selaput ketuban dilahirkan sampai dengan 2 jam post partum.

IV. Tujuan Asuhan Persalinan

Tujuan asuhan persalinan normal yaitu mengupayakan kelangsungan hidup dan mencapai derajat kesehatan yang tinggi bagi ibu dan bayinya melalui berbagai upaya yang terintegrasi dan lengkap serta intervensi minimal sehingga prinsip keamanan dan kualitas pelayanan dapat terjaga pada tingkat optimal. Dengan pendekatan pendekatan seperti ini berarti bahwa setiap intervensi yang akan diaplikasikan dalam asuhan persalinan normal harus mempunyai alasan dan bukti ilmiah yang kuat tentang manfaat intervensi tersebut bagi kemajuan dan keberhasilan proses persalinan.

V.    Tanda-tanda Persalinan

Tanda -tanda persalinan antara lain:
1.      Penipisan dan Pembukaan serviks
Mendekati persalinan, serviks semakin “matang”. Kalau tadinya selama hamil, serviks masih lunak, dengan konsistensi seperti pudding dan mengalami sedikit penipisan (effacement) dan kemungkinan sedikit dilatasi.
Perubahan serviks diduga terjadi akibat peningkatan intensitas kontraksi Braxton hicks. Serviks menjadi matang selama periode yang berbeda-beda sebelum persalinan. Kematangan serviks mengindikasikan kesiapan untuk persalinan. Saat memasuki persalinan, serviks mengalami penipisan dan pembukaan.

2.      Kontraksi uterus
Kontraksi uterus yang mengakibatkan perubahan serviks (frekuensi minimal 2 kali dalam 10 menit).

3.      Blood show
Cairan lender bercampur darah yang keluar melalui vagina.

2.        KEBUTUHAN DASAR SELAMA PERSALINAN

1. Oksigen
Kebutuhan oksigen pada setiap manusia pada dasarnya sama, yaitu berupa udara yang bersih, jauh dari polusi, bebas dari asap rokok dan tidak bau. Begitu juga dengan kebutuhan oksigen pada ibu pada saat persalinan, ibu membutuh ruangan yang bersih, nyaman, bebas asap rokok, dan tidak bau untuk ketenangan ibu dalam menghadapi persalinan.
Ada dua pernafasan dasar untuk persalinan yaitu pernafasan lambat atau pernafasan ringan. Rencanakan pernafasan mana yang akan  digunakan selama persalinan guna membantu relaksasi, menjamin pasokan oksigen yang memadai, dan memungkinkan anda mengubah pernafasan sebagai respons terhadap intensitas kontraksi. Akan sangat nyaman bila ibu memulai dengan pernafasan lambat jika diperlukan pada awal persalinan dan menggunakannya selama persalinan sepanjang hal itu membantu. Selanjutnya ibu mungkin ingin menggantinya dengan pernafasan ringan atau salah satu variasi yang paling enak bagi ibu . maka dari itu  hendaknya ibu dapat menguasai keduanya.

2. Nutrisi
Berdasar hasil penelitian terdahulu bahwa pemberian makanan padat dengan pasien yang memerlukan anestesi tidak disetujui. Motilitas, absorpsi dan sekresi asam lambung menurun. Hal ini dapat menyebabkan makanan dapat tertinggal di lambung sehingga dapat terjadi aspirasi pneumonia. Namun demikian, kebutuhan akan cairan masih diperbolehkan. Selama persalinan, ibu memerlukan minum dan sangat dianjurkan minum minuman yang manis dan berenergi seperti jus.
Sebagian ibu masih berkeinginan untuk makan selama fase laten persalinan, tetapi memasuki fase aktif, hanya ingin minum saja. Pemberian makan dan minum selama persalinan merupakan hal yang tepat, karena memberikan lebih banyak energi dan mencegah dehidrasi (dehidrasi dapat menghambat kontraksi/tidak teratur dan kurang efektif). Oleh karena itu, anjurkan ibu makan dan minum selama persalinan dan kelahiran bayi, anjurkan keluargaselalu menawarkan makanan ringan dan sering minum pada ibu selama persalinan. Namun ibu disarankan untuk tidak mengkonsumsi makanan yang bisa menimbulkan bau yang menyengat seperti jengkol dan petai.

Makanan yang dianjurkan :
1.      Roti atau roti panggan (rendah serat) yang rendah lemak baik diberi selai ataupun madu.
2.      Sarapan sereal rendah serat dengan rendah susu.
3.      Nasi tim.
4.      Biskuit.
5.      Yogurt rendah lemak.
6.      Buah segar atau buah kaleng.
Minuman yang dianjurkan :
1.      Minuman yogurt rendah lemak.
2.      Es blok.
3.      Jus buah-buahan.
4.      Kaldu jernih.
5.      Diluted squash drinks.
6.      Air mineral.
7.      Cairan olahraga atau cairan isotonic
                        
3. Personal Hygiene
Ibu sangat disarankan untuk menjaga kebersihan diri menjelang persalinan, manfaatnya antara lain :
-          Dengan mandi dan membersihkan badan, ibu akan mengurangi kemungkinan adanya kuman yang masuk selama persalinan. Hal ini mengyrangi terjadinya infeksi sesudah melahirkan.
-          Ibu akan merasa nyaman selama menjalani proses persalinan.
Saat ini, ibu yang akan melahirkan, tidak di-huknah untuk mengeluarkan tinja.
-          Bulu kemaluan tidak dicukur seluruhnya, hanya bagian yang dekat anus yang akan dibersihkan, karena hal tersebut akan mempermudah penjahitan jika ibu ternyata diepisiotomi.
-           
4.    Pakaian
Persiapkan pakaian yang harus dibawa untuk ibu selama persalinan yaitu satu tas yang berisi perlengkapan yang dibutuhkan untuk dibawa ketempat persalinan. Dan tas tersebut hendaknya diletakan di tempat yang mudah diambil atau letakkan langsung dalam kendaraan  yang nantinya akan dipergunakan untuk pergi ke rumah sakit atau tempat bersalin. Lalu berilah informasi yang telah dilakukan tadi kepada orang disekitar yang mungkin pada saat persalinan nanti akan membantu atau terlibat dalam persiapan menuju tempat persalinan.
Kebutuhan ibu dan bayi hendaknya sudah dilengkapi semejak usia kehamilan 36 minggu, karena mulai dari kehamilan 36 minggu ibu bisa saja tiba-tiba berssalin.

Isi tas yang harus disiapkan:
a.       Buku kia
b.      2 helai sarung untuk proses persalinan.
c.       2 helai gutita ibu
d.      2 baju menyusui / baju kancing didepan
e.       2 celana panjang hamil.
f.       1 pak pembalut bersalin
g.      2 bh menyusui
h.      Celana dalam
i.        Popok bayi
j.        1 stel baju pulang, perlu diingat badan ibu  terlihat seperti ibu hamil 5-6 bulan jadi baju yang disiapkan adalah baju yang sesuai
k.      Bedong bayi
l.        Topi bayi
m.    Selimut bayi
n.      Sepasang sarung tangan dan kaki bayi.
o.      Perlengkapan mandi
p.      Kosmetik

5.    Eliminasi
Pemenuhan kebutuhan eliminai selama persalinan perlu difasilitasi agar membantu kemajuan persalinan dan pasien merasa nyaman. Oleh karena itu, anjurkan ibu untuk bereliminasi secara spontan minimal 2 jam sekali selama persalinan, apabila tidak mungkin dapat dilakukan kateterisasi.
Pengaruh kandung kemih penuh selama persalinan, sebagai berikut:
1.      Menghambat penurunan bagian terendah janin, terutama bila  berada di atas spina isciadika;
2.      Menurunkan efisiensi kontraksi uterus
3.      Menimbulkan nyeri yang tidak perlu
4.      Meneteskan urin selama kontraksi yang kuat pada kala II
5.      Memperlambat kelahiran plasenta
6.      Mencetuskan perdarahan pasca persalinan dengan menghambat kontraksi uterus.

Rectum yang penuh akan mengganggu penurunan bagian terbawah janin, namun bila ibu mengatakan ingin BAB, bidan harus memastikan kemungkinan adanya tanda dan gejala masuk pada kala II.

6.    Mobillasi, Body Mekanik
Selama menunggu persalinan dimulai, ibu diperbolehkan untuk berjalan-jalan disekitar tempat bersalin. Persalinan merupakan peristiwa yang normal, tanpa disadari dan mau tidak mau harus berlangsung. Selama persalinan, pemilihan posisi dapat membantu ibu tetap tenang dan rileks. Oleh karena itu, berikan pilihan posisi persalinan yang aman dan nyaman. Tidur terlentang tidak perlu ibu lakukan terus menerus selama persalinan, ibu dapat berdiri dan jalan-jalan. Memberikan suasana yang nyaman dan tidak menunjukkan ekspresi yang terburu–buru akan memberikan kepastian pada ibu.
Posisi meneran adalah posisi yang nyaman bagi ibu bersalin. Ibu bersalin dapat berganti posisi secara teratur selama persalinan kala I, karena hal ini sering kali mempercepat kemajuan persalinan dan ibu mungkin merasa dapat meneran secara efektif pada posisi tertentu yang bisa menjadikan ibu merasa nyaman.

Tujuan :
  Memberikan kenyamanan dalam proses persalinan
  Mempermudah atau memperlancar proses persalinan dan kelahiran bayi.
  Mempercepat kemajuan persalinan
Keuntungan dan manfaat posisi meneran bagi ibu bersalin :
  Mengurangi rasa sakit dan kettidak nyamanan
  Lama kala II lebih pendek
  Laserasi perineum lebih sedikit
  Menghindari persalinan yang harus ditolong dengan tindakan.

 Adapun posisi persalinan dapat dilakukan :
1.            Duduk atau setengah duduk
Alasan: mempermudah bidan untuk membimbing kelahiran kepala bayi dan mengamati/mensupport perineum.

2.      Posisi merangkak
Alasan: baik untuk persalinan dengan punggung  yang sakit, membantu bayi melakukan rotasi dan meminimalkan peregangan pada perineum.

3.      Posisi berjongkok/berdiri
Alasan: membatu penurunan kepala bayi dan memperbesar ukuran panggul yaitu menambah 28% ruang outletnya, memperbesar dorongan untuk meneran (bisa memberi kontribusi pada laserasi perineum).

4.      Posisi berbaring miring ke kiri
Alasan: memberi rasa santai bagi ibu yang letih, memberi oksigenasi yang baik bagi bayi dan membantu mencegah terjadinya laserasi.

5.      Berdiri , berjalan dan bersandar
Alasan : efektif membantu stimulasi kontraksi uterus, membantu penurunan kepala bayi, mengurangi rasa nyeri.

Selama persalinan tidak dianjurkan posisi litotomi, karena dapat menyebabkan hipotensi yang berakibat ibu bisa pingsan dan hilangnya oksigen bagi bayi, menambah rasa sakit, memperlama proses persalinan, ibu sulit melakukan pernafasan, sulit buang air kecil, membatasi gerakan ibu, ibu merasa tidak berdaya, proses meneran menjadi lebih sulit, menambah kemungkinan laserasi padaperineum dan menimbulkan kerusakan saraf pada kaki dan punggung.
Pengurangan rasa sakit :
Menurut Varney’s Midwifery, sebagai berikut:
1.      Adanya seorang yang dapat mendukung dalampersalinan;
2.      Pengaturan posisi;
3.      Relaksasi dan latihan pernafasan;
4.      Istirahat dan privasi;
5.      Penjelasan mengenaiproses/kemajuan/prosedur yang akan dilakukan;
6.      Asuhan diri; dan
7.      Sentuhan
         Menurut Penny Simpkin, cara pengurangan sakitdapat dilakukan dengan mengurangi rasa sakitlangsung dari sumbernya, memberikan rangsangan alternatif yang kuat dan mengurangi reaksi mental negatif, emosional dan reaksi fisik. Adapun secara umum, teknik pengurangan rasa sakit, meliputi:
1.      Kehadiran pendamping yang terus-menerus,sentuhan yang nyaman dan dorongan dari orang yang mendukung;
2.      Perubahan posisi dan pergerakan;
3.      Sentuhan dan masase;
4.      Counterpressure (mengurangi tegangan padaligamen sacroiliaca);
5.      Pijatan ganda pada panggul;
6.      Penekanan pada lutut;
7.      Kompres hangat dan dingin;
8.      Berendam;
9.      Pengeluaran suara;
10.  Visualisasi dan pemusatan perhatian; dan
11.  Mendengarkan musik.

7.    Persiapan Laktasi
Laktasi atau menyusui merupakan suatu cara memberikan makanan ideal bagi pertumbuhan dan perkembangan bayi yang sehat serta mempunyai pengaruh biologis dan kejiwaan yang unik terhadap kesehatan ibu dan anak. Zat-zat anti infeksi yang terkandung dalam air susu ibu (ASI) membantu melindungi bayi terhadap penyakit.
Tumbuh kembangan anak sangat dipengaruhi oleh makanan atau kandungan gizi yang dikonsumsinya baik dalam kandungan maupun setelah lahir. Tumbuh kembang seorang merupakan hak anak tersebut yang harus di penuhi oleh orang tuanya.

Persiapan laktasi diantaranya :
1.      Kebutuhan gizi bagi ibu yang akan menyusui
Masa persiapan menyusui sudah harus dimulai ketika hamil. Kepada calon ibu perlu diberitahu kalau untuk menyusui dia harus mempunyai gizi yang cukup agar pertumbuhan bayinya berkembang secara baik.
Penambahan akan kalori sepanjang 3 bulan pertama pasca partum akan meningkatkan efisiensi konversi energi yang terakandung dalam makanan menjadi energi susu. Tamabahan nutrien lain dalam sehari bagi ibu menyusui adalah protein sebanyak 50 gr, kalsium 0,5-1 gr, zat besi 20 mg, vitamin c 10 mg, vitamin B1 1,3 mg, vitamin B2 1,3 mg, dan air 8 gelas sehari.
Penambahan kalori yang dibutuhkan dalam 6 bulan pertama masa menyusui sekitar 2090 kk/hari

Faktor yang mempengaruhi proses laktasi :
a.       Pengaruh makanan erat kaitannya dengan volume ASI yang diproduksi per hari.
b.      Protein, dengan adanya variasi individu maka diajnurkan penambahan 15-20 gr protein/hari.
c.       Suplemen, jika makanan sehari seimbang, suplementasi tidak diperlukan kecuali jika kekurangan satu atau lebih zat gizi.

2.      Perawatan payudara ibu
Agar sesudah persalinan pembentukan ASI lancar dan tidak akan terjadi kesukaran cara perawatannya :
  Perawatan buah dada hendaknya telah dimulai pada kehamilan empat bulan.
  Setiap kali pada waktu mandi, buah dada dicuci dengan sabun dan puting susu dibersihkan.
  Bila terdapat puting yang mendatar/masuk kedalam, dengan ujung jari puting ditarik-tarik keluar agar pada akhirnya dapat menonjol keluar sehingga mudah ditangkap oleh bayi.
  Sesudah hamil delapan bulan, pengurutan buah dada dengan jari tangan kearah puting susu, gunanya untuk membersihkan saluran susu sehingga mengurangi bendungan air susu sesudah bersalin.

Payudara ibu hendaknya dibersihkan sebelum persalinan dimulaui, dan ibu dianjurkan untuk tidak menggunakan bra. Hali itu karena setelah melahirkan akan langsung di lakukan IMD (Inisiasi Menyusui Dini). Yang mana IMD  berguna untuk menstabilkan pernafasan bayi, mengendalikan suhu tubuh, menghindari infeksi, bayi juga bisa langsung mendapatkan kolustrum .

8.    Istirahat/Tidur
Istirahat dan tidur merupakan kebutuhan dasar yang mutlak harus dipenuhi oleh semua orang. Dengan istirahat dan tidur yang cukup, tubuh dapat berfungsi secara optimal. Istirahat dan tidur  sendiri memiliki mana yang berbeda setiap manusia. Secara umum, istirah merupakan suatu keadaan tenang, rileks, tanpa tekanan emosional, dan bebas dari perasaan yang gelisah. Jadi, beristirahat bukan berarti tidak melalukakn aktivitas sama sekali, berjalan-jalan ditaman juga bisa dikatakan beristirahat. Sedangkan tidur merupakan status perubahan kesadaran ketika presepsi dan reaksi suatu individu terhadap lingkungan  yang menurun. Ibu membutuhkan istirahat dan tidur sebelum dan sesudah persalinan untuk menenangkan diri maupun mempersiapkan tenaga.

9. Persiapan Persalinan Dan Kelahiran Bayi
1.      Persiapan Persalinan
a.       Tempat melahirkan
Tempat melahirkan hendaknya disesuaikan dengan jarak tempuh dari rumah untuk memperkirakan waktu sampai ke rumah sakit. Perhatikan kepadatan lalu lintas paada jam-jam tertentu sehingga anda dapat mempersiapkan jalur alternative untuk cepat sampai ke rumah sakit. Prosedur masuk, fasilitas yang ada , biaya persalianan, lokasi kamar bersalin harusnya sudah diketahui agar dalam keadaan darurat mempercepat sampai ke tujuan. Tempat plasenta harus sudah direncanakan dimana plasenta akan diurus, apakah dirumah atau di tempat bersalin. Namun biasanya sudah disiapkan ditempat persalinan.

b.      Kebersihan diri dan aktivitas yang dapat dilakuakan menjelang persalianan
Ibu sangat disarankan untuk menjaga kebersihan diri menjelang persalinan, yangmana manfaatnya yaitu untuk :
  Dengan mandi dan membersihkan badan, ibu akan mengurangi kemungkinan adanya kuman yang masuk selama persalinan. Tujuannya yaitu untuk mengurangi terjadinya infeksi sesudah melahirkan.
  Ibu akan merasa nyaman selama menjalani proses persalinan
Saat ini ibu  akan melahirkan  dan tidak dihuknah untuk mengeluarkan tinja, dan bulu kemaluan ibu juga dicukur seluruhnya namun hanya  bagian dekat anus karena hal tersebut akan mempermudah proses penjahitan.
Selama menunggu persalinan dimulai, ibu diperbolehkan untuk berjalan-jalan disekitar tempat bersalin. Persalinan merupakan peristiwa yang normal, tanpa disadari dan mau tidak mau harus berlangsung. Dan ibu diperbolehkan untuk makan makanan ringan dan disarankan  untuk tidak mengkonsumsi makanan yang bisa menimbulkan bau menyengat seperti jengkol dan petai.

c.       Hindari kepanikan dan ketakutan
Beri ibu penjelasan bahwa setelah melahirkan ini ibu akan mempunyai buah ahti yang didami saat-saat persalinan dengan baik dan lebih siap. Dukungan dari orang-orang terdekat , perhatian dan kasih saying tertentu akan membantu memberikan ibu semangat untuk ibu.

d.      Persiapan kebutuhan untuk persalinan
Perkiraan jarak antar rumah dengan rumah sakit seta lalu lintas yang harius dilalui jika akan atur jadwal berpergian jauh.
Persiapan baju ganti (gunakan baju yang nyaman dan menyerap keringat)
  Radio tape, CD atau alat music lainnya yang bisa menenangkan.
  Bantal.
Untuk Ayah :
  Jam tangan
  Kartu atau kunjungan pemeriksaan kehamilan, KTP (suami-istri, beserta foto kopinya)
   Alat mandi : sikat gigi, odol, sisir, dll.
   Kertas, pensil, buku, majalah untuk membaca.
   No. telp saudara atau teman.

 Untuk Ibu, setelah melahirkan :
   Baju atau gaun yang dapat dibuka dari depan (berkancing di depan) agar dapat menyusui.
   Kosmetik
   Bra yang sesuai
   Makanan ringan yang disukai
   Baju untuk pulang, perlu diingat badan ibu akan terlihat seperti hamil 5 - 6 bulan, jadi siapkan baju yang sesuai.

Untuk Bayi :
   Kain flannel beberapa buah (3 - 4 buah)
   Pakaian bayi, 2 pasang (siapkan 2 ukuran)
   Popok, dapat menggunakan popok kain atau popok sekali pakai.
   Sarung tangan, sarung kaki, topi (penutup kepala)
   Bedak, minyak angin
   Selimut untuk membungkus bayi selama di perjalanan pulang.

2.      Persiapan kelahiran bayi
Bekerja sama antara ibu, keluarga dan masyarakat dalam mempersiapkan atau merencanakan  persalinan sangatlah penting, jika terjadi komplikasi secara tiba-tiba. Karena dengan kerja sama itu dapat dilakuakan tindakan segera dan asuhan yang diberikan oleh bidan dapat dipahami dan dilajalankan bersama. Agar persiapan kelahiran bayi dapat berjalan dengan baik.

10.         Memantau Kesejahteraan Janin
Untuk memantau kesejahteraan janin, alat cardiotografi (CTG) dapat digunakan. Pemeriksaan umumnya dapat dilakukan pada usia 7 – 9 bulan dan pada saat persalinan. Dari pemeriksaan (CTG) dapat diperoleh irama DJJ, gerakan janin dan kontraksi rahim. Apabila terjadi kemungkinan terjadi masalah maka dokter akan melakukan NST (Non Stop Tes), memberikan infuse oksitosin untuk mempercepat kontraksi rahim dan melakukan tindakan segera.
Selain itu dilakukan pengukuran TFU maupun tanda gejala gangguan fisik pada iibu seperti hhipertensi, perdarahan pervaginam dll. USG dan KTG juga bisa dilakukan pada janin untuk menilai keadaan fisik janin. Alat USG real time dengan resolusi tinggi dapat digunakan untuk menilai perilaku janin,  fungsi janin, marfologi dan morfometri janin, plasenta, tali pusat dan cairan amnion. Penilaian fungsi hemodinamika uterus, plasenta, janin dapat dilakukan dengan USG Doppler berwarna. Belakangan ini telah dikembangkan USG 3 dimensi yang bermanfaat untuk mempelajari morfologi dan hemodinamik janin dengan lebih mudah  dan akurat.  Sedangkan KTG berguna untuk mendeteksi secara dini adanya hipoksia janin dan keausannya.

11.         Ketidak Nyamanan Dan Cara Mengatasinya
Selama proses persalinan banyak hal yang membuat ibu menjadi tidak nyaman. Salah satunya yaitu factor lingkungan tempat bersalinan yang tidak nyaman sehhingga ketenangan ibu terganggu. Dan juga karena adanya rasa nyeri dan sakit yang dirasakan ibu menjelang persalinan maupun saat persalinan berlangsung. Namun ada beberapa cara yang bisa mengatasi rasa ketidaknyamanan ibu tersebut dari beberapa segi , yaitu dengan cara :
1.      Lingkungan
Untuk mengatasi rasa ketiknyaman ibu, lingkungan tempat melahirkan itu damai dan tenang, lampu redup, privasi yang terjaga, suhu kamar yang hangat dan penuh rasa  cinta dan music yang mengalun lembut

2.      Fisik
Untuk menghilangkan rasa nyeri ibu bisa berjalan-jalan sebelum proses persalinan dimulai, menggoyang-goyangkan panggul, dan mengatur posisi bantal yang sesuai
3.      Sentuhan
Ibu yang diberi sentuhan dan pijatan lembut akan lebih tenang dalam menghadapi proses persalinan.

12.         Tanda Bahaya Dalam Persalinan
Selama mas kehamilan ibu dianjurkan sering melakukan pemeriksaan kehamilan yang berguna untuk mengetahui masalah yang terjadi baik pada ibu maupun pada janin. Dengan sering melakukan pemeriksaan kehamilan ibu dan mengetahui tanda-tanda bahaya kehamilan dan persalinan yang harus segera ditindak lanjuti. Adapun tanda-tanda bahaya dam persalinan yaitu :
1.      Bayi tidak lahir dalam  12 jam sejak teras mulas.
Persalinan berlangsung sejak ibu mulai merasa mulas sampai kelahiran bayi. Persalinan tersebut biasanya berlangsung kurang dari 12 jam. Ibu yang melahirkan anak pertama. Bila bayi belum lahir lebih dari 12 jam sejak mulainya mulas, maka persalinan tersebut terlalu lama. Perlu dilakukan tindakan, ibu perlu mendapat pertolongan di rumah sakit untuk menyelamatkan janin dan mencegah terjadinya perdarahan atau infeksi pada ibu.

2.      Keluar darah dari jalan lahir sebelum melahirkan
Jika keluar darah banyak sebelum bayi lahir ibu harus segera diberi pertolongan, karena ibu bisa kekurangan darah. Biasanya perdarah disebabkan oleh plasenta yang telah terlepas (solusio plasenta) dan plasenta previa.

3.      Tali pusat / tangan dan kaki terlihat pada jalan lahir.
Jika hal itu terjadi proses persalinan harus diatasi oleh tenaga ahli.

4.      Tidak kuat mengenjan
Saat persalinan ibu membutuhkan tenaga yang banyak, untuk itu membutuhkan asupan energy yang banyak. Jika ibu suadah tidak kuat lagi mengejan, ibu memerlukan tindakan segera seperti vakum dan forseb.

5.      Mengalami kejang-kejang
Ibu yang mengalami kejang-kejanga yaitu ibu yang mengalami eklamsia yang dapat menimbulkan kematian baik pada ibu maupun bayi.
                                  
6.      Air ketuban keluar dari jalan lahir sebelum terasa mulas
Normalnya ketuban pecah beberapa saat sebelum melahirkan. Jika sebelum tanggal perkiraan persalinan ibu telah merasa keluarnya cairan dalam jumlah banyak dari kemaluan (pecahnya ketuban), segeralah pergi  ketenaga kesehatan , karena ketuban pecah dini meningkatkan resiko terjadinya infeksi.
7.      Air ketuban keruh dan berbau
Jika air ketuban keruh dan bau itu merupakan tanda bahaya yang dapat membahayakan keadaan bayi, maka dari itu bayi harus segera di lahirkan.

8.      Setelah bayi lahir, plasenta tidak keluar
Jika bayi telah lahir, namun plasenta belum keluar selama 30 menit maka plasenta harus segera dikeluar secara manual.

9.      Gelisah atau mengalami kesakitan yang hebat
Ibu yang mengalami gellisah dan kesakitan harus diberi dukungan baik dari tenaga kesehatan maupun keluarga.

10.  Keluar darah banyak ketika bayi lahir.
Jika terjadi perdarahan , berarti ada perlukaan yang terjadi, jadi harus diatasi agar tidak terjadi infeksi dan perdarahan yang hebat.


DAFTAR PUSTAKA

Arisman. 2004. Gizi Dalam Daur Kehidupan, Buku Ajar Ilmu Gizi. Palupy Widyastuti : Jakarta.

http://bidanku.com/index.php?/persiapan-persalian#ixzz2FTE9R8LJ.

http://bidanku.com/index.php?/tanda-bahaya-pada-kehamilan-persalinan-dan nifas#ixzz2FTFXdK00

http://elfallife.blogspot.com/2012/05/persiapan-persalinan-dan-kelahiran-bayi.html

http://nutrisiuntukbangsa.org/persiapan-dan-tanda-bahaya-persalinan/

Soetjiningsih, DSAK. 1997. ASI Petunjuk Untuk Tenaga Kesehatan, Buku Kedokteran. ECG : Jakarta.

Sulistyawati, Ari. 2009. Buku Ajar Asuhan Kebidanan pada Ibu Nifas. Andi : Yogyakarta


Yanti. 2010. Buku Ajar Asuhan Kebidanan Persalinan. Pustaka Rihama : Yogyakarta